Jumat 07 Mar 2025 15:11 WIB

Digelar di Bangkok, Travel Rule Global Summit Bahas Industri Aset Digital

Para ahli membahas manfaat implementasi Travel Rule untuk ekosistem.

VerifyVASP, penyedia layanan Travel Rule terkemuka, bekerja sama dengan Asosiasi Pedagang Aset Digital Thailand (TDO) menyelenggarakan Travel Rule Global Summit di Chatrium Grand Hotel Bangkok, Thailand, pada 26 Februari 2025 lalu.
Foto: dokpri
VerifyVASP, penyedia layanan Travel Rule terkemuka, bekerja sama dengan Asosiasi Pedagang Aset Digital Thailand (TDO) menyelenggarakan Travel Rule Global Summit di Chatrium Grand Hotel Bangkok, Thailand, pada 26 Februari 2025 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKOK -- VerifyVASP, penyedia layanan Travel Rule terkemuka, bekerja sama dengan Asosiasi Pedagang Aset Digital Thailand (TDO) menyelenggarakan Travel Rule Global Summit di Chatrium Grand Hotel Bangkok, Thailand, pada 26 Februari 2025 lalu. Acara ini mengundang para pemimpin di bidang compliance untuk berbagi pandangan tentang praktik terbaik dalam mengembangkan dan menegakkan peraturan tentang Travel Rule Financial Action Task Force (FATF) yang sejalan dengan standar global Anti-Money Laundering (AML)/Countering the Financing of Terrorism (CFT).

Peserta yang hadir termasuk perwakilan dari Bank of Thailand, Komisi Sekuritas dan Bursa Thailand, serta Organisasi Anti-Pencucian Uang. Kepolisian Kerajaan Thailand (termasuk Divisi Penanggulangan Kejahatan Teknologi, Biro Penyidikan Kriminal, dan Biro Penyidikan Kejahatan Siber) juga hadir. Mereka bergabung dengan perwakilan dari Kementerian Ekonomi Digital dan Masyarakat, serta Kantor Dewan Negara, yang menunjukkan kolaborasi luar biasa dari sektor pemerintah.

Sekretaris Jenderal Deputi Komisi Sekuritas dan Bursa Thailand (SEC) Jomkwan Kongsakul dalam pidato pembukaannya menekankan bahwa SEC siap untuk secara aktif berkolaborasi dengan institusi terkait untuk membangun dan memajukan adopsi Travel Rule di industri aset digital. 

Kongsakul diikuti oleh Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Anti-Pencucian Uang, Mayor Jenderal Polisi Ekthanat Limsangkat, yang juga menyampaikan pandangan mereka tentang pentingnya mengembangkan kebijakan AML yang kuat di Thailand.

Otoritas Jasa Keuangan Jepang (JFSA) berpartisipasi melalui perwakilan dalam peran mereka sebagai co-chair Grup Kontak Aset Virtual FATF. JFSA menyoroti langkah-langkah yang diambil oleh Jepang untuk menyelaraskan dengan Travel Rule dan meningkatkan efektivitasnya, serta mengajukan tawaran untuk berkolaborasi.

Summit dimulai dengan penjelasan mendalam tentang Travel Rule: perwakilan dari pembuat kebijakan Uni Eropa sebelumnya yang juga seorang rekan dari Wharton School of Business menjelaskan apa itu Travel Rule, diikuti oleh CEO VerifyVASP dan Upbit yang membahas bagaimana cara kerjanya. VerifyVASP menjelaskan apa saja yang diperlukan untuk memenuhi semua persyaratan FATF. Sedangkan Upbit membahas pentingnya verifikasi counterparty untuk VASP dan juga berbagi wawasan mengenai perjalanan mereka untuk menjadi VASP yang mematuhi Travel Rule.

Para ahli kemudian membahas manfaat implementasi Travel Rule untuk ekosistem. Topik yang dibahas termasuk penyaringan nama oleh LSEG Risk Intelligence; analitik blockchain dengan fokus pada pemantauan perilaku mencurigakan oleh TRM Labs; serta pengawasan pasar, deteksi dan pencegahan penyalahgunaan oleh Solidus Labs. Terakhir, Token Recovery menjelaskan bagaimana Travel Rule dapat meningkatkan metode untuk memulihkan dana yang dicuri melalui proses hukum dan teknologi.

Summit ini juga menghadirkan diskusi panel dengan sesi tanya jawab terbuka mengenai cara untuk mempercepat adopsi Travel Rule dan ditutup dengan Preecha Praipattarakul yang mewakili TDO, mengungkapkan rasa terima kasihnya dan mengulang pentingnya kolaborasi sektor publik dan swasta.

"Kami sangat berterima kasih kepada lembaga regulasi yang telah mengakui pentingnya kolaborasi untuk meningkatkan standar industri kami," kata Preecha Praipattarakul mewakili TDO. Dengan cara ini, Thailand dapat memperkuat posisinya di pasar aset digital global sambil memastikan transaksi lintas negara yang aman dan adil," kata Preecha dalam siaran pers, Jumat (7/3/2025).

"Kami sangat senang bahwa sektor pemerintah dan swasta, termasuk pembicara dan peserta dari seluruh dunia, berkumpul untuk membahas bagaimana Travel Rule dapat diimplementasikan secara efektif di Thailand," kata CEO VerifyVASP. Shih Yun Chia.

"Ini adalah bukti yang jelas dari komitmen sektor publik Thailand untuk berkolaborasi dengan industri dalam upaya mereka untuk menyusun kerangka kepatuhan yang kuat dan tahan masa depan," kata Shih menambahkan.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement