Sabtu 08 Mar 2025 20:17 WIB

Tren Buy Now Pay Later dan Fintech Lending Menjelang Lebaran, Permintaan Naik Tajam

Permintaan pembiayaan melalui BNPL dan fintech lending meningkat tajam.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Ilustrasi paylater. Menjelang Lebaran, tren penggunaan Buy Now Pay Later (BNPL) dan fintech lending terus menunjukkan peningkatan signifikan.
Foto: Freepik
Ilustrasi paylater. Menjelang Lebaran, tren penggunaan Buy Now Pay Later (BNPL) dan fintech lending terus menunjukkan peningkatan signifikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang Lebaran, tren penggunaan Buy Now Pay Later (BNPL) dan fintech lending terus menunjukkan peningkatan signifikan. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), permintaan pembiayaan melalui BNPL dan fintech lending meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya, didorong oleh tingginya transaksi digital.  

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM, dan LJK Lainnya OJK, Agusman, menyebutkan bahwa pembiayaan BNPL oleh Perusahaan Pembiayaan (PP) pada Januari 2025 meningkat 41,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibanding Desember 2024 yang tumbuh 37,6 persen yoy. Secara nominal, total pembiayaan BNPL mencapai Rp 7,12 triliun dengan tingkat kredit bermasalah (NPF gross) sebesar 3,37 persen.  

Baca Juga

Di sisi lain, industri fintech lending/P2P lending (Pindar) juga mengalami pertumbuhan. Agusman mencatat bahwa outstanding pembiayaan fintech lending pada Januari 2025 tumbuh 29,94 persen yoy, meningkat dari Desember 2024 yang tumbuh 29,14 persen yoy, dengan total pembiayaan mencapai Rp 78,50 triliun. Sementara itu, risiko kredit macet (TWP90) tetap stabil di level 2,52 persen.  

Tren peningkatan ini juga terlihat dari data tahun lalu. "Menjelang lebaran tahun lalu (April 2024), outstanding pembiayaan BNPL oleh PP menguat sebesar 31,45 persen yoy (Maret 2024: 23,90 persen yoy), sedangkan pembiayaan industri Pindar menguat sebesar 24,16 persen yoy (Maret 2024: 21,85 persen yoy),” ungkap Agusman dalam jawaban tertulisnya dikutip Sabtu (8/3/2025).  

Dengan tren tersebut, permintaan pembiayaan BNPL dan fintech lending diperkirakan kembali meningkat menjelang Lebaran tahun ini. Namun, OJK menekankan pentingnya pengendalian agar pertumbuhan kredit tidak memicu lonjakan kredit bermasalah (NPF) di masa mendatang.  

Menurut Agusman, pertumbuhan pesat ini menunjukkan masih tingginya permintaan masyarakat terhadap layanan BNPL dan fintech lending. "Pertumbuhan kinerja Pindar dan BNPL yang didukung dengan tingkat pembiayaan bermasalah yang masih terjaga stabil tersebut menunjukkan masih tingginya demand/permintaan masyarakat, seiring dengan peningkatan transaksi digital antara lain pembelian produk melalui e-commerce," jelasnya.  

OJK, lanjutnya, akan terus memantau perkembangan ini guna memastikan pertumbuhan yang sehat di sektor pembiayaan digital dan menjaga stabilitas sistem keuangan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement