Ahad 09 Mar 2025 06:40 WIB

Puasa Nyaman untuk Penderita Gerd, Dokter: Hindari Makan dalam Jumlah Besar Sekaligus

Penderita gerd perlu menghindari makanan yang dapat memicu produksi asam lambung.

Rep: Antara/ Red: Qommarria Rostanti
Penderia gerd berpuasa (ilustrasi).
Foto: republika.co.id
Penderia gerd berpuasa (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penderita gastroesophageal reflux disease (gerd) sering mengalami keluhan naiknya asam lambung ke kerongkongan, yang menyebabkan rasa panas di dada (heartburn). Meskipun berpuasa bisa memberikan manfaat bagi kesehatan, penderita gerd tetap perlu berhati-hati agar tidak memicu gejala yang mengganggu.

Dokter spesialis penyakit dalam, dr Kurnia Alisaputri, menyatakan berpuasa sebenarnya dapat membantu menormalkan hormon stres seperti kortisol yang berperan dalam produksi asam lambung. Selain itu, peningkatan endorfin dan serotonin selama puasa juga membantu menjaga keseimbangan sistem pencernaan.

Baca Juga

“Namun pastinya perubahan pola makan dan waktu istirahat saat puasa dapat memicu gejala gerd, sehingga penderita harus tetap berhati-hati,” kata dr Kurnia dalam keterangan tertulis, baru-baru ini.

Agar tetap nyaman berpuasa, dr Kurnia menyarankan agar penderita gerd menghindari makanan yang dapat memicu produksi asam lambung, seperti makanan pedas, asam, bersantan, dan tinggi kalori. Sebagai pengganti, penderita gerd dalam meningkatkan konsumsi buah, sayur, dan daging segar.

Dr Kurnia menjelaskan, sayur dan buah mengandung serat yang dapat bertahan lama dalam lambung. Sementara itu, protein dari daging segar yang melalui proses pemasakan yang benar berperan penting meningkatkan imunitas.

“Termasuk hindari makan dalam porsi besar sekaligus saat berbuka. Sebaiknya, saat buka puasa konsumsi kurma dan air putih sudah cukup mengembalikan lapar menjadi normal. Lalu saat sahur makanlah mendekati imsak agar energi bertahan lebih lama,” kata dia.

Ia juga menyarankan agar penderita gerd tetap mendapatkan asupan minum air putih saat sahur dan berbuka minimal dua liter sehari. Hindari jenis minuman berkarbonasi dan berkafein karena bersifat diuretik yang dapat menyebabkan lebih banyak buang air kecil, sehingga meningkatkan risiko mengalami dehidrasi saat menjalani aktivitas siang hari.

“Bagi yang beraktivitas di luar ruangan, kebutuhan cairan bisa lebih banyak untuk mencegah dehidrasi. Tubuh yang dehidrasi atau kekurangan cairan dapat meningkatkan produksi asam lambung,” kata dr Kurnia.

Selain itu, perubahan waktu tidur saat bulan Ramadhan juga bisa menjadi pemicu stres yang memperburuk gerd. Oleh karena itu, istirahat yang cukup menjadi sangat penting.

“Jadi jika tidak ada aktivitas penting, segeralah istirahat setelah tarawih untuk menjaga kecukupan waktu tidur,” ungkap dr Kurnia.

Ia mengatakan, penderita gerd yang sedang dalam pengobatan juga dianjurkan tetap mengonsumsi obat saat sahur dan berbuka sesuai anjuran dokter. Jika gejala gerd berlanjut atau semakin parah segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

 

photo
Infografis Puasa Nyaman Bagi Penderita GERD dan Maag - (republika.co.id)

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement