REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Jalan-jalan di sekitar Istana Westminster di London, Inggris, ditutup pada Sabtu (8/3/2025) waktu setempat. Pasalnya ada layanan darurat untuk menurunkan seorang pria yang memanjat menara Big Ben sambil memegang bendera Palestina.
Foto-foto yang beredar memperlihatkan pria tersebut bertelanjang kaki dan melakukan aksi protes sebagai bentuk solidaritas terhadap warga Palestina. Dia berdiri di langkan beberapa meter di atas tanah di Menara Elizabeth, yang menjadi tempat berdirinya menara ikonik Big Ben.
Karena insiden tersebut, para pejabat membatalkan tur ke Gedung Parlemen, dikutip dari halaman Palestine Chronicle, Ahad (9/3/2025). Jembatan Westminster dan jalan di dekatnya diblokir hampir sepanjang Sabtu, dengan sejumlah kendaraan darurat terlihat di lokasi. Kerumunan orang berkumpul di belakang barisan polisi, seperti yang dilaporkan oleh Associated Press dan media lainnya.
Kepolisian Metropolitan mengatakan kepada Associated Press bahwa petugas mereka, bekerja sama dengan petugas pemadam kebakaran dan layanan ambulans, bekerja untuk mengatasi situasi dengan aman. Polisi menerima laporan tentang pria tersebut sekitar pukul 7 pagi pada Sabtu, dan pada sore hari, dia masih berada di menara.
Tiga personel darurat naik tangga pemadam kebakaran, di mana mereka berusaha berkomunikasi dengan pengunjuk rasa menggunakan megafon. Dalam insiden lain, dan sebagai bentuk solidaritas terhadap Gaza, sebuah kelompok pro Palestina dilaporkan merusak beberapa bagian dari resor golf Turnberry milik Donald Trump di Skotlandia, seperti yang dilaporkan oleh media Inggris.
Kelompok Aksi Palestina membagikan gambar-gambar secara online yang menunjukkan cat merah berceceran di sebuah bangunan di resor Ayrshire. Selain itu, kata-kata “Gaza tidak untuk dijual” disemprotkan di salah satu tanaman hijau, dan tanaman hijau lainnya terlihat digali. Sebuah foto juga menunjukkan sebuah tiang lampu yang rusak di resor yang dimiliki oleh Trump Organization.
Polisi Skotlandia mengatakan mereka sedang menyelidiki insiden tersebut. Tindakan Trump telah memicu kecaman internasional yang meluas, terutama setelah ia berulang kali mengajukan proposal untuk mengevakuasi warga Palestina dari Jalur Gaza dan mengubah daerah tersebut menjadi sebuah resor. Ia menyarankan agar AS mengambil alih Gaza dan membangunnya kembali, dengan menyatakan bahwa warga Palestina harus meninggalkan wilayah tersebut.
“AS akan mengambil alih Jalur Gaza dan kami akan melakukan pekerjaan dengan itu juga,” kata Trump dalam sebuah konferensi pers bersama dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada bulan lalu.
Solidaritas terhadap Palestina telah melonjak secara global akibat genosida yang dilakukan Israel di Gaza, yang berlangsung selama 15 bulan, yang mengakibatkan lebih dari 160 ribu orang wafat dan terluka. Perlawanan dan keteguhan hati warga Palestina telah menjadi kunci dalam menggalang dukungan internasional untuk Gaza, yang masih berada di bawah pengepungan Israel yang intensif.