Ahad 09 Mar 2025 14:27 WIB

Swedia Negara yang Paling Menghargai Wanita Bekerja, Ini Tiga Negara yang Paling Buruk

Turki menempat peringkat terburuk dari 29 negara maju yang disurvei.

Peserta aksi membawa poster saat mengikuti Aksi Hari Perempuan Sedunia di Jakarta, Sabtu (8/3/2025). Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Indonesia menyuarakan tentang kesetaraan gender, pemenuhan hak-hak perempuan hingga mengampanyekan stop kekerasan terhadap perempuan.
Foto: ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin
Peserta aksi membawa poster saat mengikuti Aksi Hari Perempuan Sedunia di Jakarta, Sabtu (8/3/2025). Sejumlah elemen masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Perempuan Indonesia menyuarakan tentang kesetaraan gender, pemenuhan hak-hak perempuan hingga mengampanyekan stop kekerasan terhadap perempuan.

REPUBLIKA.CO.ID,Majalah InggrisThe Economist merilis survei mengenai perempuan bekerja di beberapa negara untuk memperingati Hari Perempuan Internasional pada Sabtu (8/3/2025).

The Economist mengukur berdasarkan indeks hambatan-hambatan yang muncul dari peran dan pengaruh perempuan dalam angkatan kerja di 29 dari 38 anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Baca Juga

Menurut indeks tahun 2024, Swedia menempati posisi terbaik dalam memberi peran besar kepada wanita bekerja, disusul Islandia, Finlandia, dan Norwegia, menurut survei tahunan tersebut. Sementara tiga negara yang paling buruk adalah Jepang berada di peringkat ke-27, disusul Korea Selatan, dan yang paling buncit Turki dari 29 negara tersebut.

Melihat kondisi kerja perempuan berdasarkan 10 metrik mulai dari pendidikan dan kesenjangan upah gender hingga cuti berbayar dan keterwakilan politik, negara-negara Nordik berada pada peringkat teratas berkat kebijakan dan langkah-langkah mereka yang setara gender untuk mendukung orang tua yang bekerja.

Selandia Baru adalah "negara yang paling maju", naik delapan peringkat ke peringkat kelima bersama Perancis dan Portugal.

Survei tersebut menemukan bahwa keterwakilan perempuan secara keseluruhan di dewan perusahaan meningkat menjadi 33 persen dari 21 persen pada tahun 2016, dengan laki-laki dan perempuan di Inggris, Perancis dan Selandia Baru hampir setara dalam hal posisi yang dipegang di dewan perusahaan.

Menurut survei tersebut meskipun terdapat tren positif dalam bidang pendidikan, partisipasi kerja bagi perempuan masih rendah, sehingga mempengaruhi kemajuan karier dan kesenjangan upah berdasarkan gender.

Survei tersebut mengatakan tingkat keterwakilan perempuan dalam politik mencapai 34 persen secara keseluruhan. Di Inggris pangsa kursi perempuan di parlemen meningkat dari 35 persen menjadi 41 persen setelah pemilihan umum tahun lalu.

Sedangkan di Jepang, hanya 16 persen anggota parlemennya adalah perempuan, namun angka tersebut merupakan rekor tertinggi bagi negara tersebut, menurut survei tersebut.

Mengenai cuti orang tua berbayar, Jepang dan Korea Selatan "memiliki kebijakan cuti ayah yang paling dermawan di OECD", kecuali "hanya sedikit ayah baru yang memilih untuk tinggal di rumah."

sumber : Kyodo News
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement