REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan menjadi kebahagiaan untuk banyak orang, termasuk penderita diabetes. Mereka tetap berkesempatan meraih berkah Ramadhan dengan sempurna.
Dokter spesialis penyakit dalam lulusan Universitas Indonesia (UI) dr. Faradiessa Addiena Sp.PD membagikan sejumlah kiat menjalani puasa di bulan Ramadhan yang aman bagi penderita diabetes.
Pertama, penderita diabetes disarankan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh sebelum memasuki bulan Ramadhan. Pemeriksaan ini meliputi kadar gula darah, tekanan darah, kadar lemak, dan kolesterol.
"Nanti dokter akan melakukan sertifikasi, ini risikonya ringan, risikonya sedang, tinggi atau sangat tinggi, yang berbahaya itu pada saat yang risiko sedang atau sangat tinggi, itu butuh pemantauan khusus," kata Faradiessa dalam diskusi daring yang dipantau di Jakarta, Jumat.
Kedua, rutin memantau kadar gula darah terutama di waktu-waktu kritis seperti sekitar jam 12 siang, jam 3 sore, dan menjelang waktu berbuka puasa.
Jika kadar gula darah terlalu rendah atau terlalu tinggi, maka disarankan untuk tidak melanjutkan puasa demi menghindari risiko komplikasi yang berbahaya.
Ketiga, jika penderita diabetes merasa sangat lemas, mual, atau tidak enak badan, sebaiknya tidak memaksakan diri untuk tetap berpuasa.
Keempat, bagi penderita diabetes yang mengonsumsi obat atau insulin, perlu menyesuaikan dosis serta jadwal konsumsi obat selama bulan puasa.
"Ada obat yang diminumnya tadinya pagi jadi dibuat ke buka puasa, atau misalkan pada mereka yang sudah terkontrol, dosis insulinnya diturunkan pada kondisi puasa, jadi tetap harus kontrol sebelum berpuasa," ujar Faradiessa.