Selasa 11 Mar 2025 18:05 WIB

Pakar: Mitigasi Risiko Kunci Stabilitas Ekonomi Setelah Penurunan Peringkat Saham

Mitigasi yang tepat tekan efek jangka pendek penurunan peringkat saham Indonesia.

Analis keuangan dan politisi Golkar Abdul Rahman Farisi
Foto: Antara
Analis keuangan dan politisi Golkar Abdul Rahman Farisi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Abdul Rahman Farisi Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Golkar, memberikan tanggapan atas penurunan peringkat saham Indonesia oleh Goldman Sachs dan Morgan Stanley yang baru-baru ini mengubah prospek ekonomi domestik.

Abdul Rahman menilai, meskipun penurunan peringkat ini memberikan dampak negatif terhadap pasar, ia tetap optimis bahwa langkah-langkah mitigasi yang tepat dapat mengurangi efek jangka pendek tersebut.

Baca Juga

“Penting bagi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang dikoordinasi oleh Kementerian Keuangan untuk segera merancang dan mengimplementasikan skema mitigasi risiko yang komprehensif guna mengurangi dampak yang ditimbulkan,” ujar Abdul Rahman dalam keterangannya, Selasa (11/3/2025).

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa penurunan peringkat ini dapat menjadi peluang bagi investor domestik. Menurutnya, harga saham yang turun akibat penurunan peringkat oleh Goldman Sachs dan Morgan Stanley dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk membeli saham dengan harga yang lebih terjangkau.

“Ini saat yang tepat bagi investor domestik untuk memperkuat posisi mereka. Penurunan harga saham ini harus dilihat sebagai peluang, bukan ancaman,” ujar Ekonom asal Universitas Hasanuddin itu.

Abdul Rahman juga menyarankan agar pemerintah fokus pada kebijakan yang dapat memperkuat pasar saham Indonesia, yang saat ini didominasi oleh sektor perbankan, yang mencakup sekitar 70% dari total kapitalisasi pasar.

"Pemerintah perlu memberikan sinyal positif kepada pasar dengan kebijakan makroekonomi yang tepat, khususnya dalam hal kebijakan fiskal yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Stabilitas sistem finansial harus terus dijaga oleh lembaga-lembaga terkait seperti Kemenkeu, BI, OJK, dan LPS,” tambahnya.

Selain itu, ia juga menekankan pentingnya mendiversifikasi sektor-sektor yang ada di pasar saham Indonesia, agar ketergantungan pada sektor perbankan yang rentan terhadap gejolak eksternal dapat dikurangi.

“Indonesia harus memaksimalkan potensi sektor-sektor lain seperti teknologi, energi terbarukan, dan manufaktur untuk memperkuat struktur pasar saham yang lebih beragam dan tahan terhadap tekanan ekonomi global,” ujarnya.

Abdul Rahman percaya bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk berkembang dengan cepat di tengah tekanan global, asalkan kebijakan yang tepat terus diterapkan.

"Dengan langkah-langkah yang tepat dan koordinasi yang baik antara pemerintah dan lembaga-lembaga terkait, saya yakin Indonesia akan mampu mempertahankan daya tahan ekonominya dan terus menunjukkan pertumbuhan yang positif,” jelasnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement