REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan nilai tukar (kurs) rupiah melemah dipengaruhi kekhawatiran pasar terhadap pelambatan ekonomi global.
"Kekhawatiran pasar terhadap pelambatan ekonomi biasanya akan menekan harga aset berisiko, terutama aset di emerging market, termasuk rupiah," katanya di Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Dalam wawancara dengan Fox News, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan pernyataan tentang kebijakan tarif yang memicu kekhawatiran pasar terhadap kemungkinan resesi di AS dan pelambatan ekonomi global. Trump menyampaikan akan ada periode transisi yang diartikan pasar bahwa ada perlambatan jangka pendek karena penerapan kebijakan kenaikan tarif.
"Dolar AS sedikit banyak mendapatkan tekanan karena hal tersebut," ucap dia.
Namun, di sisi lain, kekhawatiran investor juga berdampak terhadap aset berisiko. Karena itu, Ariston memprediksi rupiah melemah ke arah Rp 16.400 per dolar AS dengan potensi support di kisaran Rp 16.300 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Selasa di Jakarta melemah hingga 38 poin atau 0,23 persen menjadi Rp 16.405 per dolar AS dari sebelumnya Rp 16.367 per dolar AS.