Selasa 11 Mar 2025 12:15 WIB

6 Bendungan Garapan Waskita Masuk Proyek Strategis Nasional

Pemerintah telah menetapkan 77 Proyek Strategis Nasional (PSN).

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Suasana pembangunan Bendungan Jragung yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk.
Foto: Waskita Karya
Suasana pembangunan Bendungan Jragung yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menetapkan 77 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang masuk dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Penetapan itu tertuang pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2025-2029.

Dalam lampiran I Perpres Nomor 12 Tahun 2025 berbunyi PSN dirancang sebagai proyek atau program (kumpulan proyek) yang memiliki sifat strategis, terukur dan berdampak signifikan pada pencapaian sasaran RPJMN 2025-2029, khususnya Program Prioritas Presiden, termasuk Program Hasil Terbaik Cepat terutama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, mengurangi kemiskinan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan, serta yang mendorong pemerataan pembangunan. Sebanyak 16 PSN di antaranya merupakan proyek bendungan.

Baca Juga

"Dari jumlah proyek tersebut, PT Waskita Karya (Persero) Tbk kini tengah mengerjakan enam PSN, yaitu Bendungan Jragung, Bener, Mbay, Tiga Dihaji, Karangnongko, dan Cibeet," ujar Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (10/3/2025).

Ermy menjelaskan pembangunan Bendungan Jragung sudah hampir rampung, realisasinya saat ini di atas 87 persen. Progres pembangunan Bendungan Bener dan Mbay pun telah lebih dari 60 persen, masing-masing sebesar 64,25 persen dan 74,86 persen.

Sedangkan progres Bendungan Tiga Dihaji, Karangnongko, dan Cibeet di bawah 50 persen. Ermy memastikan, seluruh pengerjaan proyek tersebut berjalan sesuai rencana.

"Waskita Karya merasa bangga dapat menjadi bagian dari pembangunan PSN dan mendorong program swasembada pangan pemerintah melalui pembangunan bendungan," ucap Ermy.

Waskita, ucap Ermy, berkomitmen menyelesaikan semua proyek tersebut dengan tepat waktu dan mutu, agar bisa segera digunakan dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Ermy menyebut bendungan merupakan proyek multifungsi yang memberikan banyak dampak positif.

"Bendungan Jragung di Jawa Tengah misalnya berfungsi menyuplai air ke Daerah Irigasi (DI) seluas 4.528 hektare (ha) di Kabupaten Demak dan Grobogan," sambung Ermy.

Ermy memperkirakan bendungan tersebut bisa meningkatkan produksi pertanian hingga tiga kali tanam sehingga mendukung ketahanan pangan. Ermy menyampaikan bendungan berkapasitas tampung 90 juta meter kubik (m3) ini juga mampu mendukung ketahanan energi, karena berpotensi menjadi Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLMTH) berkapasitas sebesar 1.400 kilowatt (kw).

"Bendungan senilai Rp 3 triliun itu bisa pula dikembangkan menjadi objek pariwisata maupun agrowisata. Dengan begitu, dampaknya dapat dirasakan para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di sekitar lokasi, sekaligus meningkatkan perekonomian lokal," ucap Ermy.

Selain Jragung, lanjut Ermy, Bendungan Bener yang berada di Jawa Tengah juga memiliki sejumlah manfaat. Bahkan digadang-gadang menjadi bendungan tertinggi di Indonesia, karena tingginya menembus 169 meter.

Tidak hanya mampu mengalirkan air ke lahan irigasi seluas 15.519 hektare, bendungan senilai Rp 2,06 triliun itu pun mampu menampung air hingga 92 juta meter kubik (m3). Bendungan Bener, lanjut dia, dapat menyuplai air baku untuk keperluan rumah tangga, kota, dan industri sebesar 1.500 liter per detik ke Kabupaten Purworejo, Kebumen, Kulon Progo, termasuk Bandara YIA.

"Proyek ini turut mencegah banjir di sekitar bendungan. Hal itu karena mampu mereduksi debit banjir dari 583,94 m3 per detik menjadi 178 m3 per detik atau 70 persen pada debit banjir per 25 tahun (Q25)," lanjut Ermy.

Ermy mengatakan bendungan Cibeet juga dibangun guna mengatasi banjir. Ermy berharap titik-titik rawan banjir di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Bekasi dan Karawang bisa berkurang dengan adanya proyek tersebut.

Ermy menambahkan bendungan yang menghabiskan biaya hingga Rp 5,5 triliun tersebut mampu mereduksi banjir hingga 6.080 ha. Ermy menyampaikan seluruh proyek bendungan yang dikerjakan Waskita tidak hanya berfungsi meningkatkan produksi hasil pertanian, tapi juga memberikan efek berganda bagi masyarakat seperti Bendungan Tiga Dihaji di Sumatera Selatan dan Bendungan Mbay di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Keduanya berpotensi meningkatkan aktivitas ekonomi dan mendorong lahirnya UMKM sehingga dapat dikembangkan menjadi sektor pariwisata yang akan mengundang banyak pengunjung. Bahkan, Bendungan Tiga Dihaji dapat dimanfaatkan sebagai arena olahraga air," ucap Ermy.

Ermy melanjutkan, Bendungan Karangnongko di Jawa Tengah dapat pula dijadikan lokasi pariwisata. Bahkan proyek senilai Rp 1,26 triliun ini mampu menyediakan tempat budidaya perikanan sekaligus menjadi tempat konservasi tumbuhan dan hewan.

"Waskita Karya menyadari pentingnya pembangunan bendungan bagi masyarakat. Maka ke depannya, Perseroan siap membangun lebih banyak bendungan, sesuai arahan pemerintah," kata Ermy.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement