Selasa 11 Mar 2025 12:31 WIB

ZMart, Berbagi Berkah Ramadan melalui Akses Kebutuhan Pokok yang Terjangkau

BAZNAS memberdayakan mustahik untuk mengelola warung kelontong lewat ZMart.

Deden Mauli Darajat, dosen UN Syarif Hidayatullah
Foto: dokpri
Deden Mauli Darajat, dosen UN Syarif Hidayatullah

REPUBLIKA.CO.ID, Penulis: Deden Mauli Darajat, dosen UN Syarif Hidayatullah

Ramadan merupakan bulan penuh dengan keberkahan. Selain beribadah puasa yang bernilai wajib, di bulan suci ini juga kita diwajibkan sebagai umat Islam untuk berzakat.

Dalam konteks keagamaan, nilai ibadah dapat ditingkatkan di bulan Ramadan ini dengan memperbaiki dan meningkatkan hubungan yang lebih baik antara hubungan dengan Allah atau hablumminallah dan hubungan dengan sesama manusia hablumminannas. Ibadah puasa dan zakat yang kita tunaikan di bulan Ramadan berdampak positif terhadap hablumminallah dan hablumminannas.

Ramadan bulan suci yang identik dengan peningkatan konsumsi kebutuhan pokok. Namun, bagi masyarakat berpenghasilan rendah, akses terhadap kebutuhan tersebut seringkali menjadi tantangan. Zakat merupakan salah satu instrumen dalam ekonomi Islam yang memiliki peran strategis dalam mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan umat.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) menginisiasi program ZMart. Program ZMart ini merupakan upaya pemberdayaan ekonomi bagi mustahik melalui pengembangan warung kelontong.

Program ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kapasitas usaha mikro dan kecil, sehingga mampu bersaing di tengah pasar ritel modern serta mengurangi kemiskinan di wilayah urban. Melalui program ZMart, BAZNAS memberdayakan mustahik untuk mengelola warung kelontong yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau.

BAZNAS bekerja sama dengan berbagai macam mitra untuk memastikan ketersediaan barang dagangan bagi warung binaan dalam program Zmart ini. Kerja sama ini memungkinkan mustahik mendapatkan stok barang dengan mudah dan harga yang kompetitif, sehingga dapat menjualnya kembali dengan harga terjangkau kepada masyarakat sekitar, terutama selama bulan Ramadan.

Dengan meningkatnya kebutuhan pokok selama Ramadan, keberadaan warung ZMart sangat membantu masyarakat dalam memperoleh barang dengan harga lebih terjangkau dibandingkan ritel modern.

Empat catatan menerik tentang ZMart

Setidaknya ada empat catatan menarik dengan hadirnya ZMart ini. Pertama, peningkatan omzet dan kesejahteraan mustahik. BAZNAS melakukan pendampingan intensif dalam program Zmart yang terbukti dapat meningkatkan omzet usaha mustahik.

Sebuah contoh, seorang saudagar ZMart di Kabupaten Garut melaporkan rata-rata omzet harian sebesar Rp1.169.356 setelah mengikuti program ini. Peningkatan pendapatan ini berkontribusi pada perbaikan kesejahteraan keluarga mustahik.

Selain itu, program ini juga memberikan pelatihan manajemen usaha dan strategi pemasaran untuk meningkatkan daya saing warung binaan.

Kedua, transformasi mustahik menjadi muzaki. Kehadiran BAZNAS dengan program ZMart ini bukan hanya meningkatkan pendapatan mustahik, namun juga mentransformasi mereka menjadi muzaki.

Pada awal tahun 2025, misalnya, sebanyak 224 mustahik binaan berhasil naik kelas menjadi muzaki dengan penghasilan bulanan antara Rp5.567.000 hingga Rp25.267.700. Transformasi ini menunjukkan efektivitas zakat dalam menciptakan perubahan sosial dan ekonomi yang berkelanjutan. Dengan meningkatnya jumlah muzaki, keberlanjutan dana zakat juga lebih terjamin, sehingga lebih banyak mustahik lain yang dapat dibantu melalui program ini.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement