Selasa 11 Mar 2025 16:16 WIB

Mentan: Operasi Pasar Stabilkan Harga Pangan Pokok Saat Ramadhan

Perintah Presiden harga pangan harus stabil dan terjangkau bagi masyarakat.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Jaya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, (ilustrasi)
Foto: Dok Kementan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Jaya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa operasi pasar yang dilakukan pemerintah berhasil menjaga stabilitas harga bahan pangan pokok selama bulan suci Ramadhan 2025.

“Alhamdulillah harga (bahan pangan pokok) jauh lebih rendah dibanding tahun lalu pada bulan yang sama. Itu jauh lebih rendah, yang naik sedikit adalah cabai, tapi yang lainnya alhamdulillah rata-rata di bawah HET (Harga Eceran Tertinggi),” kata Mentan seusai acara silaturahmi bersama Perhimpunan Ikatan Alumni Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (HIMPUNI) sebagaimana keterangan di Jakarta, Senin (11/3/2025).

Baca Juga

Menurutnya, stabilitas harga ini tidak terjadi begitu saja, melainkan hasil dari sinergi berbagai pihak dalam Operasi Pasar Pangan Murah dan sidak, termasuk Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN, Kementerian Dalam Negeri, Badan Pangan Nasional, TNI/Polri, BUMN Pangan, dan PT Pos Indonesia.

"Perintah Presiden jelas yaitu harga pangan harus stabil dan terjangkau bagi masyarakat. Kami bekerja keras bersama seluruh kementerian dan lembaga terkait untuk memastikan tidak ada lonjakan harga yang memberatkan rakyat," tegasnya.

Mentan juga menekankan pentingnya kepatuhan pengusaha dan pedagang terhadap ketentuan HET sebagaimana instruksi Presiden Prabowo. Ia juga mendukung penuh gagasan Koperasi Merah Putih sebagai solusi jangka panjang dalam menjaga stabilitas harga pangan.

“Dulu, rantai distribusi pangan dari produsen ke konsumen melewati delapan lini. dengan adanya koperasi ini, kita bisa memangkas menjadi hanya tiga lini, yakni produsen, koperasi, dan konsumen. Saat ini, nilai yang dinikmati oleh middleman (tengkulak) dalam rantai pangan mencapai Rp313 triliun,” jelasnya.

Lebih lanjut, Mentan menegaskan Koperasi Merah Putih akan meningkatkan daya beli masyarakat serta kesejahteraan petani.

Baginya, dengan harga pangan yang lebih murah dan pendapatan petani yang meningkat, semua pihak akan merasa diuntungkan. Koperasi sebagai penghubung juga akan mendapatkan manfaatnya, masyarakat senang, dan petani tersenyum. "Inilah solusi permanen yang akan kita dorong untuk Indonesia ke depan,” ungkapnya.

Mentan Amran juga mengajak para alumni perguruan tinggi negeri khususnya yang tergabung dalam HIMPUNI untuk berperan aktif dalam membangun ketahanan pangan nasional dan mendukung program Astacita lainnya. Menurutnya, kekuatan besar yang dimiliki oleh alumni dari berbagai disiplin dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

”Ini tanggung jawab kita bersama agar Indonesia Emas nantinya bisa kita raih dan itu bisa jadi kenyataan. Inilah kita persatukan alumni-alumni kita seluruh Indonesia. Bayangkan alumni kita ada 10 juta, kalau ini bergerak semua kolaborasi ini bisa melakukan perubahan besar di republik ini," kata Mentan pula.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement