Rabu 12 Mar 2025 09:17 WIB

Lima Perkara Viral Libatkan Polisi, dari Intimidasi, Fitnah, Pelecehan Hingga Pembunuhan

Reformasi institusional atas Polri yang lebih mendalam harus segera dilakukan.

Rep: Bambang Noroyono/Teguh/ Red: Teguh Firmansyah
Oknum polisi terlibat dalam berbagai kasus.
Foto: [ist]
Oknum polisi terlibat dalam berbagai kasus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polisi menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini menyangkut sejumlah perkara yang melibatkan sejumlah oknum anggota mereka.

Dari mulai perkara intimidasi, dugaan pencabulan, hingga pembunuhan. Beragam perkara itu terungkap dalam hampir berdekatan.

Baca Juga

“Reformasi institusional atas Polri yang lebih mendalam harus segera dilakukan guna mencegah berulangnya kekerasan yang dilakukan oleh anggota-anggota kepolisian,” begitu kata Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Selasa (12/3/2025).

Berikut limas kasus yang melibatkan oknum anggota polisi dalam tiga pekan terakhir yang dihimpun Republika.

1. Kasus Band Sukatani

Kasus Band Sukatani viral setelah personel grup musik bergenre 'punk' itu meminta maaf dan menarik lagu mereka yang berjudul 'bayar bayar bayar'. Lagu tersebut mengkritik polisi yang dianggap baru 'jalan' kalau sudah ada uang.

Ada dugaan dua personel band tersebut menarik lagu setelah mendapat intimidasi dari polisi. Kabid Humas Polda Jawa Tengah (Jateng) Kombes Pol Artanto pun mengakui ada pemanggilan terhadap anggota band itu. Namun sifatnya bukan pencegatan seperti ramai dikabarkan di media sosial.

"Enggak ada (pencegatan). Mereka janjian. Setelah konser, mereka (Sukatani) merapat ke Ketapang, kemudian penyidik yang dari Jawa Tengah merapat ke Banyuwangi," katanya Sabtu (22/2/2025).

Menurut Artanto, dalam pertemuan itu, tim penyidik Ditressiber Polda Jateng hanya ingin mengklarifikasi dan berbincang-bincang soal maksud Sukatani menciptakan lagu berjudul "Bayar Bayar Bayar".

Belakangan polisi yang memeriksa personel band Sukatani diinterogasi dan diselidiki oleh Propam. Ada setidaknya empat polisi yang diperiksa dan kasusnya ditangani oleh Mabes.

Band punk asal Purbalingga, Jawa Tengah, Sukatani, akhirnya buka suara soal mengapa menerbitkan video permohonan maaf kepada Polri terkait lagu mereka yang berjudul "Bayar Bayar Bayar". Sukatani mengakui bahwa mereka mengalami intimidasi dari kepolisian.

"Tekanan dan intimidasi dari kepolisian terus kami dapatkan, hingga akhirnya video klarifikasi atas lagu yang berjudul 'Bayar Bayar Bayar' kami unggah melalui media sosial. Kejadian tersebut membuat kami mengalami berbagai kerugian baik secara materiil maupun nonmateriil," kata Sukatani lewat unggahan di akun Instagram-nya, Sabtu (1/3/2025).

Sukatani mengisyaratkan bahwa tekanan dan intimidasi yang mereka hadapi berlangsung sejak Juli 2024. Kendati demikian, Sukatani mengapresiasi dukungan dan solidaritas publik kepada mereka.

2. Dugaan Pencabulan di Bawah Umur oleh Kapolres Ngada

Kapolres Ngada menjadi sorotan setela ia diduga terlibat dalam pencabulan anak di bawah umur. Beredar kabar ada tiga korban dari Kapolres Ngada Nonaktif AKBP Fajar Widyadharma Lukman.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement