REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Saat matahari terbenam selama bulan suci Ramadan, banyak umat Muslim berbuka puasa dengan buah kering berwarna cokelat yang manis dan telah menjadi tradisi di Timur Tengah selama berabad-abad.
Selama 29 atau 30 hari di bulan Ramadan, umat Muslim yang taat dan berbadan sehat menahan diri dari makan, minum, merokok, dan hubungan seksual dari fajar hingga senja, untuk memperdalam ketakwaan mereka, atau kesadaran akan Tuhan.
Berbuka puasa dengan kurma dan air putih berakar pada ajaran agama Nabi Muhammad SAW dan secara khusus disebutkan dalam Alquran karena nilai gizinya.
Apa saja jenis-jenis kurma yang berbeda?
Kurma, baik yang segar maupun yang dikeringkan, mengandung vitamin, mineral, dan serat yang penting. Kurma juga mengandung antioksidan yang tinggi.
Dengan kandungan fruktosa yang tinggi, gula alami yang terdapat dalam buah, kurma merupakan sumber energi yang baik, terutama setelah berpuasa seharian.
Ada banyak jenis kurma yang berbeda, dengan rasa dan tekstur yang berbeda yaitu antara lain yang paling populer:
Medjool: Dikenal dengan ukurannya yang besar, rasanya yang manis, warnanya yang kuning dan kaya akan rasa.
Mabroom: Kurang manis dibandingkan jenis kurma lainnya dengan bentuk memanjang, warna coklat kemerahan dan kenyal.
BACA JUGA: Berkat Kecerdasan Ilmuwan Iran, Program Nuklir tak Dapat Diserang atau Dibom Sekalipun
Ajwa: Dengan tekstur yang lembut, berdaging, hampir berair, dan rasa yang sangat manis, kurma Ajwa sangat dihargai oleh umat Muslim karena ditanam di Madinah, Arab Saudi.
Deglet Noor: Berukuran sedang, berwarna lebih terang dan ideal untuk memasak dan membuat kue.
Piarom: Kulitnya lebih gelap, kaya rasa, sedikit lebih kering dan dikenal karena rasanya yang unik.
