Senin 17 Mar 2025 09:37 WIB

AS Serang Yaman, Iran: Washington Langgar Piagam PBB Terang-benderang

Serangan AS menewaskan sedikitnya 53 orang dan menyebabkan hampir 100 orang terluka.

Anak yang terluka akibat serangan AS dibawa untuk perawatan di sebuah rumah sakit di Saada, Yaman, Sabtu, 15 Maret 2025.
Foto: Al Masirah TV via AP
Anak yang terluka akibat serangan AS dibawa untuk perawatan di sebuah rumah sakit di Saada, Yaman, Sabtu, 15 Maret 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran mengecam keras serangan mematikan AS di Yaman. Teheran menggambarkan serangan terbaru itu sebagai ancaman besar bagi perdamaian regional dan global.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baqaei menggambarkannya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap Piagam PBB dan mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan.

Baca Juga

"Serangan itu merupakan ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan regional dan internasional," katanya dalam sebuah pernyataan pada Ahad (17/3/2025) seperti dilansir RT. 

Presiden AS Donald Trump sebelumnya memerintahkan 'tindakan militer yang kuat' terhadap militan Houthi di Yaman pada Sabtu. Trump menuduh mereka melancarkan kampanye pembajakan, kekerasan, dan terorisme yang tak henti-hentinya terhadap kapal, pesawat, dan pesawat nirawak Amerika dan negara lain.

Kelompok itu, yang secara resmi dikenal sebagai gerakan Ansar Allah, telah menguasai sebagian besar wilayah Yaman, termasuk ibu kota Sanaa, sejak pertengahan 2010-an.

Serangan AS menewaskan sedikitnya 53 orang dan menyebabkan hampir 100 orang terluka. Namun, tingkat kerusakan yang dialami kelompok itu sendiri belum jelas.

Penasihat keamanan nasional Trump, Mike Waltz, mengklaim serangan itu menghantam banyak pemimpin Houthi dan melumpuhkan mereka.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement