REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seorang ulama masyhur asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi (1878-1960 M) menceritakan sebuah kejadian nyata yang menunjukkan bahwa hidup hemat adalah penyebab kemuliaan dan kesempurnaan. Nursi membagikan kisah ini dalam kitabnya yang berjudul Al-Lama'at halaman 274.
Said Nursi menceritakan, Hatim ath-Tha’i yang terkenal dermawan pada suatu hari mengadakan sebuah jamuan. Ia berikan berbagai hadiah berharga kepada para tamunya. Lalu ia keluar berjalan-jalan di padang pasir.
Di tengah jalan, Hatim melihat seorang lelaki tua miskin sedang memikul beban berat berupa kayu, ranting, dan duri-durian di pundaknya. Sementara darah mengucur dari sebagian tubuhnya.
Hatim pun segera memanggil orang tua tersebut, “Wahai orang tua, hari ini Hatim ath-Tha’i sedang menyelenggarakan jamuan besar dan membagi-bagikan hadiah berharga. Cepatlah pergi ke sana, barangkali engkau juga mendapatkan harta yang nilainya berkali-kali lipat lebih banyak daripada apa yang kau dapatkan dari beban yang kau pikul itu!”
Namun orang tua yang hemat tadi berkata, “Aku akan memikul barang ini dengan kehormatan diriku. Aku tidak mau menjatuhkan harga diriku untuk mendapatkan pemberian Hatim ath-Tha’i.”
Ketika pada suatu hari Hatim ath-Tha’i ditanya, “Siapakah orang yang lebih mulia darimu?” ia menjawab, “Orang tua sederhana yang aku temui di padang pasir. Aku saksikan orang tua tersebut betul-betul lebih mulia daripada diriku.”