Rabu 26 Mar 2025 16:31 WIB

Bos CIA Dicecar, Gedung Putih Klarifikasi Jurnalis Bisa Masuk Grup Rahasia Serangan Yaman

Bos CIA menepis ada informasi rahasia yang dibagikan di dalam grup pesan tersebut.

Gedung Putih
Foto: VOA
Gedung Putih

REPUBLIKA.CO.ID,  WASHINGTON -- Presiden AS Donald Trump dan para kepala intelijennya tampak seperti menyepelekan pelanggaran keamanan yang menyebabkan seorang jurnalis Jeffrey Goldberg tak sengaja diundang masuk ke obrolan grup 'rahasia' membahas serangan udara di Yaman. 

Dalam sidang di Senat, Direktur Intelijen Nasional AS Tulsi Gabbard dan Direktur CIA John Ratcliffe membantah ada informasi rahasia yang dibagikan dalam rantai pesan di grup tersebut.

Baca Juga

Seperti dilaporkan BBC, Demokrat di panel tersebut menegur anggota kabinet karena 'tidak kompeten' dalam urusan keamanan nasional.

Michael Bennet dari Colorado menuduh mereka yang terlibat dalam obrolan tersebut ceroboh, tidak kompeten, dan tak menghormati badan intelijen AS.

Jon Ossoff dari Georgia menggambarkan masalah yang disebut Signalgate  sebagai memalukan. "Ini sama sekali tidak profesional. Tidak ada permintaan maaf," kata Ossoff. "Tidak ada pengakuan tentang beratnya kesalahan ini."

Selama sesi yang terkadang bernada adu argumen, Ratcliffe mengatakan bahwa ia tidak mengetahui adanya informasi operasional khusus tentang senjata, target, atau waktu yang dibahas dalam obrolan tersebut, seperti yang dilaporkan.

Ketika ditanya apakah ia yakin kebocoran tersebut merupakan kesalahan besar, Ratcliffe berkata, "Tidak."

Gabbard juga berulang kali menekankan 'tidak ada informasi rahasia' yang diungkapkan dan menegaskan bahwa ada perbedaan antara pelepasan informasi yang tidak disengaja dan kebocoran yang disengaja.

Di Gedung Putih, Trump berdiri di samping Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz, yang menjadi pusat kebocoran tersebut.

Waltz pada Selasa malam mengatakan kepada Fox News, "Saya bertanggung jawab penuh. Saya yang membangun grup ini." "Ini memalukan. Kami akan menyelidikinya sampai tuntas."

Ketika ditanya apakah ia telah mengidentifikasi siapa di antara stafnya yang bersalah? ia menjawab, seorang staf tidak bertanggung jawab. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement