Sabtu 29 Mar 2025 10:31 WIB

FKUB Sulteng: Pernyataan Fuad Plered Bernarasi Kebencian dan Pecah Kerukunan

Fuad Plered dinilai tak sebanding dengan Guru Tua.

Pengurus Besar (PB) Alkhairaat melaporkan Gus Fuad Plered ke kepolisian.
Foto: Republika.co.id
Pengurus Besar (PB) Alkhairaat melaporkan Gus Fuad Plered ke kepolisian.

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulawesi Tengah (Sulteng) mengatakan pernyataan dilontarkan Fuad Plered yang menghina tokoh pendiri Alkhairaat Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri atau Guru Tua dapat memecah kerukunan di tengah bulan Suci Ramadhan. Plered dinilai menyatakan narasi kebencian. 

"Narasi kebencian tidak seharusnya diucapkan untuk menyudutkan seseorang, terlebih ujaran kebencian itu ditujukan kepada tokoh agama (Guru Tua)," kata Ketua FKUB Sulteng Prof Zainal Abidin di Palu, Sabtu.

Baca Juga

Menurut dia, ucapan seperti itu justru melukai perasaan masyarakat, terutama warga Alkhairaat yang sebagian besar berada di wilayah Indonesia bagian Timur.

Ia menilai ujaran seperti ini dapat memicu perpecahan dan merusak keharmonisan sosial dan mendapat kecaman keras dari Alkhairaat.

"Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri dikenal sebagai sosok ulama kharismatik yang telah berjasa dalam dunia pendidikan dan dakwah Islam di Indonesia, khususnya di kawasan timur," ujarnya.

Ia mengemukakan bahwa Guru Tua dan Lembaga Alkhairaat adalah tokoh dan lembaga besar, bukan level orang seperti Fuad Plered sebagai tandingannya sehingga perlu dihadapi dengan penuh keadaban dan kesantunan.

Oleh karena itu FKUB Sulteng mengimbau masyarakat tetap menjaga ketenangan dan tidak terprovokasi atas masalah ini.

”Tidak boleh meniru gaya dan perilaku Fuad Plered, kami mengajak semua pihak untuk menahan diri dan tidak terprovokasi oleh pernyataan yang tidak bertanggung jawab ini," ucap Zainal yang juga Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement