Selasa 08 Apr 2025 15:55 WIB

Seringkali Manusia Meniru Sifat Iblis Ini

Umat Islam sudah tidak asing lagi dengan kisah Iblis.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
Ilustrasi laknat dan siksa neraka
Foto: Dok Republika
Ilustrasi laknat dan siksa neraka

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Umat Islam sudah tidak asing lagi dengan kisah Iblis yang tidak mau mentaati perintah Allah SWT ketika Nabi Adam Alaihissalam diciptakan. Iblis mengungkapkan keengganannya menghormati Nabi Adam, meskipun itu adalah perintah Allah SWT.

lblis merasa bahwa ketika dirinya disuruh bersujud (hormat) kepada manusia adalah satu penghinaan terhadap dirinya dari Tuhan. Iblis merasa lebih dalam tiga hal daripada manusia.

Baca Juga

Pertama, Iblis diciptakan dari api, sedang manusia dari tanah berbau. Kedua, Iblis diciptakan lebih dulu, sedang manusia diciptakan setelahnya. Ketiga, menurut hadis-hadis yang shahih, Iblis itu adalah makhluk yang sangat taat pada awalnya. Berjuta-juta tahun, Iblis telah beribadah kepada Allah SWT. Tidak ada lagi sejengkal langit pun yang tidak dijadikannya tempat sujud kepada Tuhan. 

Namun, tiba-tiba Iblis disuruh bersujud kepada manusia yang menurutnya lebih hina daripada dirinya sendiri. Berbeda dengan Malaikat, bagi Malaikat karena Allah yang menyuruh sujud memberi hormat kepada manusia, maka para malaikat mentaati perintah itu. Padahal kejadian asal para Malaikat lebih tinggi dan lebih mulia daripada Iblis.

Sifat Iblis Sombong, Angkuh, Berangga Diri

Dalam Tafsir Al-Azhar, Buya Hamka menerangkan, Iblis telah menjadi terkutuk lantaran sombong, angkuh, enggan menuruti perintah Allah, dan Iblis merasa lebih dari orang lain. Sehingga Iblis tidak memperhatikan keistimewaan makhluk yang baru diciptakan Allah SWT yakni manusia. 

Iblis hanya melihat manusia hanya berasal dari tanah, tetapi Iblis tidak memperhatikan Roh Ciptaan llahi yang ditiupkan kepada manusia yang berasal dari tanah itu.

Menurut Buya Hamka bernama lengkap Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah dalam tafir Al-Azhar, sifat dan sikap yang dilakukan Iblis sering kali terjadi pada diri manusia sendiri. Manusia dengan sesama manusia tidak saling menghormati, karena pengaruh Iblis telah masuk ke dalam diri manusia.

Banyak manusia yang membanggakan keturunannya dan asal-usulnya. Kemudian manusia yang berbagga diri itu menghinakan manusia lain. Sebab menurutnya manusia lain tidak setinggi dirinya berdasarkan asal keturunannya itu.

Sehingga, manusia yang membanggakan diri karena keturunannya itu tidak memperhatikan nilai-nilai pikiran yang dikeluarkan oleh orang yang dihinakannya itu. 

Laksana seorang mubaligh sedang berpidato yang sangat berarti dan berkesan di atas sebuah podium, sehingga banyak orang yang terpesona. 

Kemudian ada di antara yang hadir bertanya sambil berbisik kepada temannya, "Tengkukah dia?" (Tengku: gelar kebangsawanan Melayu)

Kawannya itu menggelengkan kepala dan berkata, "Keturunan biasa." 

Beberapa saat kemudian dia bertanya lagi, "Di kantor mana dia bekerja, berapa gajinya sebulan?" 

Kawannya tadi tidak menjawab lagi karena jemu mendengar pertanyaan orang yang mendapat didikan lblis itu. (Sebab temannya itu melihat seseorang hanya berdasarkan keturunan dan kelas sosialnya)

Buya Hamka dalam tafsirnya menegaskan, makhluk Malaikat, manusia, Iblis dan Jin, tidak ada yang berhak menyombongkan diri atau takabbur. Hanya Allah Yang Maha Kuasa.

 

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قَالَ لَمْ اَكُنْ لِّاَسْجُدَ لِبَشَرٍ خَلَقْتَهٗ مِنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍ 

Ia (Iblis) berkata, “Aku sekali-kali tidak akan bersujud kepada manusia yang Engkau ciptakan dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk.” (QS Al-Hijr Ayat 33)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قَالَ فَاخْرُجْ مِنْهَا فَاِنَّكَ رَجِيْمٌۙ

(Allah) berfirman, “Keluarlah darinya (surga) karena sesungguhnya kamu terkutuk. (QS Al-Hijr Ayat 34)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Tahu gak? kalau ada program resmi yang bisa bantu modal usaha.

1 of 8
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement