Rabu 09 Apr 2025 17:28 WIB

BEI Sebut Kinerja Emiten Pasar Modal Tumbuh Kuat

BEI berharap kinerja emiten tetap terjaga pada tahun ini.

Jurnalis memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Jurnalis memantau layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik memastikan kinerja perusahaan tercatat (emiten) di pasar modal Indonesia masih tumbuh kuat di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sedang mengalami pelemahan signifikan.

“Hal itu terlihat dari laporan keuangan tahun buku 2024 sebanyak 703 emiten yang secara akumulasi mengalami pertumbuhan, ujar Jeffrey kepada awak media di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (9/4/2025).

Baca Juga

Berdasarkan laporan keuangan tahun buku 2024 sebanyak 703 emiten, secara akumulatif terjadi pertumbuhan aset sebesar 6,31 persen year on year (yoy) dan pertumbuhan ekuitas 7,91 persen (yoy). Kemudian, pertumbuhan pendapatan sebesar 3,24 persen (yoy), dan pertumbuhan laba bersih sebesar 19,32 persen (yoy).

“Data itu menunjukkan bahwa tahun 2024 perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara agregat masih membukukan pertumbuhan yang baik,” ujar Jeffrey.

Pihaknya berharap resiliensi kinerja emiten tetap terjadi pada tahun 2025, sehingga akan berdampak terhadap laporan keuangan yang semakin tumbuh pada 2025.

“Kita berharap resiliensi itu tetap ada untuk sepanjang 2025 ini, agar laporan keuangan tahun 2025 juga semakin baik. Sehingga, pada giliran nanti akan bisa memberikan benefit bagi para pemegang saham, baik dalam bentuk dividen yang lebih baik maupun dari capital gain yang lebih baik,” ujar Jeffrey.

Jeffrey mengungkapkan sampai saat ini sebanyak 738 perusahaan telah menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2024. Dari 738 perusahaan itu, terdapat sebanyak 703 perusahaan yang bisa dibandingkan dengan laporan keuangan tahun sebelumnya.

“Artinya, 35 itu mungkin adalah perusahaan tercatat baru yang tahun lalu belum menyampaikan laporan keuangan. Jadi, dari 738 laporan keuangan, sebanyak 703 itu bisa dibandingkan antara laporan keuangan tahun 2024 dengan tahun 2023,” ujar Jeffrey.

Sejak awal tahun 2025 hingga penutupan perdagangan Bursa pada Rabu (09/04), IHSG secara year to date (ytd) melemah 1.124,44 poin atau 15,85 persen (ytd) ke posisi 5.967,99.

Sepanjang tahun ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah melakukan dua kali pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan, seiring IHSG melemah lebih dari 5 persen pada 18 Maret 2025 dan pelemahan lebih dari 8 persen pada 8 April 2025.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

The Best Mobile Banking

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement