REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Bidang Ekonomi DPP Partai Golkar, Abdul Rahman Farisi, menyatakan dukungan terhadap pernyataan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, yang menegaskan bahwa hilirisasi merupakan strategi penting dalam menghadapi kebijakan proteksionisme global, termasuk tarif 32 persen yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap produk Indonesia.
"Kebijakan tarif tinggi tersebut menunjukkan bahwa Indonesia perlu memperkuat struktur ekonominya dari dalam," ujar Abdul Rahman di Jakarta, Kamis (17/4).
Salah satu langkah strategis adalah dengan mendorong hilirisasi industri, sehingga produk-produk Indonesia memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dan daya saing yang kuat di pasar global.
"Pesan Ketua Umum Bahlil Lahadalia sangat relevan dalam situasi ini. Hilirisasi bukan hanya soal meningkatkan nilai ekonomi, tetapi juga sebagai langkah untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional di tengah tantangan global," ujar Abdul Rahman, yang juga merupakan ekonom dan mantan dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
Hasil produk Hilirisasi Indonesia pada sektor Migas dan Minerba maupun pangan merupakan komoditas strategis yang menjadi sumber energi dan makanan. Produk tersebut memiliki nilai kompetitif dan secara ekonomi permintaannya selalu tinggi sehingga secara agregat akan memberi nilai tambah bagi devisa ekspor maupun untuk pemenuhan pasar domestik sebagai subtitusi import.
Ia menambahkan bahwa hilirisasi memungkinkan Indonesia untuk tidak hanya mengekspor bahan mentah, tetapi mengolahnya di dalam negeri agar memberi nilai tambah, membuka lapangan kerja, dan memperkuat industri nasional.
"Partai Golkar, sebagai salah satu pendukung utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, berkomitmen untuk mendorong kebijakan hilirisasi agar berjalan berkelanjutan dan konsisten," katanya.