Ahad 20 Apr 2025 06:02 WIB

Hamas Ingin Gencatan Senjata Permanen, Netanyahu Menolak

Israel ingin 'menipu' Hamas dengan gencatan senjata sementara.

Orang-orang mengambil bagian dalam protes terhadap agresi militer Gaza di Tel Aviv, Israel, Senin, 7 April 2025.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Orang-orang mengambil bagian dalam protes terhadap agresi militer Gaza di Tel Aviv, Israel, Senin, 7 April 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Sabtu bersumpah untuk tidak mengakhiri perangnya di Jalur Gaza sampai Hamas benar-benar dilenyapkan. Hal ini ia sampaikan menanggapi petisi yang telah ditandatangani lebih dari 100 ribu warga Israel termasuk anggota militer untuk menghentikan perang di Gaza.

"Kami tidak akan menerima apa pun kecuali pengembalian semua tahanan dan pelenyapan Hamas." Dia menganggap bahwa mereka yang menyerukan "diakhirinya perang di Israel sedang mempromosikan klaim Hamas dan mendukung perang psikologisnya." Berbicara dalam rekaman video yang kantornya gambarkan sehari sebelumnya sebagai “pernyataan khusus mengenai masalah diplomatik,” Netanyahu berpendapat bahwa Hamas akan merehabilitasi kemampuan militernya jika konflik diakhiri. 

Baca Juga

Media-media Israel melansir, Netanyahu menambahkan bahwa Hamas menolak usulan untuk membebaskan separuh dari sandera, baik yang hidup maupun yang mati karena tak disertai imbalan diakhirinya perang secara permanen. Dia mengatakan Hamas menuntut penarikan penuh Israel dari Gaza, termasuk dari Koridor Philadelphi di perbatasan Mesir-Gaza dan zona penyangga yang didirikan Israel di sekitar wilayah tersebut.

Hamas juga menuntut “jaminan internasional yang mengikat” untuk memastikan bahwa Israel tidak kembali menyerang Gaza setelah pembebasan para sandera. Netanyahu menegaskan bahwa tidak mungkin untuk “menipu” kelompok tersebut agar mengakhiri perang dengan imbalan para sandera dan kemudian melanjutkan operasi militer.

“Hamas tidak bodoh,” lanjutnya. “Mereka menuntut jaminan internasional yang mengikat yang tidak memungkinkan terjadinya ilusi penipuan seperti yang dikemukakan oleh para ahli. Orang-orang ini tidak tahu bagaimana sistem internasional bekerja.”

Menurut Netanyahu, banyak negara siap menjamin Israel tak kembali menyerang Gaza jika proposal Hamas disetujui. Menurutnya, Amerika Serikat, Rusia, China, dan Dewan Keamanan PBB tak akan mengizinkan Israel kembali menyerang Gaza jika negara Zionis itu menyepakati gencatan senjata permanen. 

photo
Warga membawa jenazah anggota keluarga Abu Al-Rous, yang syahid ketika serangan udara Israel menghantam tenda pengungsian mereka di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis, 17 April 2025. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Berbicara tentang permintaan Hamas untuk kesepakatan pembebasan sandera, Netanyahu mengatakan bahwa jika Israel “menyerah pada perintah Hamas,” maka Israel akan kehilangan semua pencapaiannya selama konflik “yang kami capai berkat jasa tentara kita dan kejatuhan kami serta luka-luka heroik kita.”

Forum Sandera dan Keluarga Hilang mengecam komentar Netanyahu tentang kesepakatan pembebasan sandera tersebut. Mereka menyatakan bahwa perdana menteri tidak mengutarakan rencana apa pun untuk membebaskan orang-orang yang mereka cintai dari penawanan Hamas.

“Banyak kata dan slogan yang tidak mampu menyembunyikan fakta sederhana – Netanyahu tidak punya rencana,” kata forum tersebut. "Tidak mengherankan jika perdana menteri tidak meluangkan waktu untuk bertanya. Jika tidak, dia harus menjawab pertanyaan mendasar: Apa sebenarnya yang dilakukan Negara Israel untuk segera memulangkan 59 sandera?

“Kebangkitan seperti apa yang bisa terjadi tanpa kembalinya para sandera yang diculik di bawah pengawasannya, dan di bawah kendali perangnya, yang masih disandera selama lebih dari satu setengah tahun?” forum tersebut melanjutkan, menambahkan bahwa satu-satunya solusi adalah mengakhiri perang dengan imbalan pembebasan semua sandera.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement