REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan pada awal perdagangan ini, Senin (21/4/2025). Penguatan terjadi seiring dengan rilis data surplus neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2025.
Mengutip Bloomberg, rupiah menguat 70 poin atau 0,41 persen menjadi 16.806,5 per dolar AS pada penutupan perdagangan Senin (21/4/2025). Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di level Rp 16.833,5 per dolar AS.
“Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) pada Maret 2025 surplus 4,33 miliar dolar AS, naik 1,23 miliar dolar AS dibandingkan bulan sebelumnya. Dengan demikian, NPI telah mencatatkan surplus selama 59 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” ujar Pengamat Mata Uang Ibrahim Assuaibi dalam keterangannya, Senin (21/4/2025).
BPS mencatat, surplus neraca perdagangan Maret 2025 lebih ditopang oleh surplus dari komoditas nonmigas sebesar 6 miliar dolar AS. Komoditas penyumbang surplus utama adalah lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), bahan bakar mineral (HS 27), serta besi dan baja (HS 72).
Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit 1,67 miliar dolar AS, dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.
“NPI pada Maret 2025 masih surplus karena nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai impor,” ujarnya.
Kinerja ekspor pada Maret 2025 mencapai 23,25 miliar dolar AS, atau meningkat 5,59 persen secara bulanan (mtm). Sedangkan impor mencapai 18,92 miliar dolar AS, atau meningkat 0,38 persen mtm atau bila dibandingkan Februari 2025 yang mencapai 18,85 miliar dolar AS.