REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Perundingan Iran-Amerika Serikat terus berjalan menuju kesepakatan. Sementara Israel tidak ingin keduanya mencapai kata sepakat. Negara zionis lebih menginginkan perang dengan Iran, karena negara tersebut dianggap penghalang utama zionis.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan pada hari Rabu bahwa "upaya Israel untuk mengalihkan arah diplomasi telah menjadi sangat jelas." Menurutnya, "P enggunaan berbagai cara oleh entitas ini untuk menghalangi proses diplomatik sudah terlihat jelas."
Araghchi mengonfirmasi, melalui platform "X", bahwa "Badan intelijen dan keamanan kami dalam keadaan siaga penuh untuk menghadapi segala operasi sabotase atau pembunuhan yang mungkin dilakukan dengan tujuan mendorong kami untuk memberikan respons yang sah."
Ia juga meramalkan bahwa "mereka yang terbiasa menyesatkan opini publik akan kembali mempromosikan klaim-klaim imajiner," seraya mencatat bahwa "mereka bahkan mungkin menyertakan klaim-klaim tersebut dengan citra satelit yang mengerikan."
Menteri Iran menekankan bahwa "ada satu fakta: setiap miligram uranium yang diperkaya di Iran berada di bawah pengawasan penuh dan berkelanjutan dari Badan Tenaga Atom Internasional ."
Tahun emas bagi hubungan Iran-Tiongkok
Abbas Araqchi mengatakan tahun 2025 akan menjadi “tahun emas” untuk memperkuat hubungan antara Teheran dan Beijing, menyoroti kunjungan tingkat tinggi dan pertemuan puncak mendatang yang menjanjikan untuk memperdalam kerja sama bilateral di berbagai bidang.
Setelah bertemu dengan mitranya dari Tiongkok, Wang Yi, di Beijing, Araqchi mengatakan diskusi tersebut mencakup berbagai isu, termasuk negosiasi tidak langsung yang sedang berlangsung antara Iran dan Amerika Serikat.