Rabu 07 May 2025 12:31 WIB

Wisata Sejarah Berbasis Digital, Wamenkomdigi: Silakan Dieksplor, Konsepnya Dipertajam

Wisata sejarah berbasis digital akan diuji coba.

Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria.
Foto: Eva Rianti
Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengatakan pengembangan wisata sejarah dengan memanfaatkan platform digital dan membuat konten sejarah pahlawan nasional dapat menjangkau generasi muda dan wisatawan secara efektif.

Menurutnya, pendekatan penyampaian cerita (storytelling) berbasis teknologi seperti tur berpemandu digital dengan integrasi peta dan video pendek bisa menjadi cara baru mengenalkan sejarah secara menarik.

Baca Juga

“Mungkin kita gabungkan antara yang virtual dengan yang real. Katakanlah kita menciptakan platform tour guide gitu, dengan wisata sekaligus dapat pengetahuan sejarah. Ini wisata sejarah berbasis pengalaman atau experience-based heritage tourism," kata Nezar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Ia mencontohkan, wisata sejarah yang terintegrasi dengan platform Google Maps di mana akan muncul pop-up informasi saat pengunjung mendatangi titik-titik tertentu.

"Jadi dihubungkan misalnya dengan Google Maps, begitu sampai di satu titik, di sini ada pop-up-nya,” tuturnya.

Nezar menegaskan, upaya ini perlu melibatkan kolaborasi dari berbagai pihak di mana Kemkomdigi berkomitmen mendukung dalam pengembangan platform.

"Kami bisa bantu dari sisi endorsement, atau membantu pengembangan platform agar lebih vibrant, efektif, dan menarik. Tapi untuk produksi dan promosi besar-besaran, perlu kerja sama dengan kementerian lain yang memang punya mandat itu," kata dia.

Ia juga mendorong keterlibatan kreator, seniman, dan pekerja kreatif untuk membuat konten-konten sejarah dikemas menjadi lebih menarik.

Nezar Patria juga mengingatkan rilis beberapa film sejarah harus menjadi pelajaran untuk memahami apa yang sebenarnya diinginkan masyarakat. Oleh karena itu, Nezar mendorong komunitas kreatif melakukan riset mendalam kebutuhan masyarakat.

“Silakan dieksplor, konsepnya dipertajam, dan lihat perkembangan generasi sekarang. Harus disesuaikan dengan generasi sekarang yang biasa membaca sejarah atau potongan film sejarah dalam ekosistem digital seperti TikTok," ujarnya.

Awal Maret lalu, Wamenkomdigi Nezar Patria ikut menyaksikan peluncuran karya film dokumenter besutan Adventure Documentary Festival Academy (ADFA) berjudul Sisingamangaraja XII.

Menurutnya, keberadaan film dengan tema pahlawan nasional akan memicu generasi muda mendalami sejarah dan meneladani sang tokoh dan hal itu akan bisa optimal dengan pemanfaatan teknologi digital.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement