NEW DELHI -- Saham Dassault Aviation, produsen jet tempur Rafale asal Prancis telah turun tajam di pasar saham Eropa, setelah gencatan senjata antara India dan Pakistan. Dassault Aviation mengalami penurunan intraday sebesar tujuh persen pada Senin (12/5/2025), mencapai angka 292 euro per saham. Sepanjang hari, saham terus berfluktuasi dari 291 menjadi 295 euro.
Hal itu terjadi usai jet Rafale yang digunakan Angkatan Udara India (IAF) selama 'Operasi Sindoor' melawan Pakistan. Sayangnya, Angkatan Udara Pakistan (PAF) mengeklaim, menembak jatuh tiga jet tempur Rafale dengan menggunakan jet Chengu J-10 yang mengusung rudal PL-15.
Sementara itu, saham Chengdu Aircraft Corporation (CAC), perusahaan kedirgantaraan China, melonjak sebesar 20 persen pada perdagangan 12 Mei 2025. CAC adalah produsen jet tempur J-10 yang dioperasikan Pakistan.
Hindustan Times pada Selasa (13/5/2025) melaporkan, saham CAC meroket menandai peningkatan signifikan dalam kepercayaan investor. Saham CAC diperdagangkan di angka 95,86 yuan atau melonjak 60 persen dari pekan sebelumnya.
Live Mint melaporkan bahwa saham Dassault Aviation sempat melonjak setelah Operasi Sindoor, serangan presisi yang dilakukan oleh IAF pada 7 Mei 2025. Operasi Sindoor menargetkan infrastruktur teroris yang terletak sekitar 200 kilometer di dalam wilayah Pakistan. Sayangnya, ketika muncul PAF menembak jatuh Rafale, arah saham menjadi berbalik.