NEW DELHI -- Militer India dan Pakistan terlibat dalam pertempuran paling sengit dalam beberapa dekade, dengan konflik yang meningkat selama empat hari yang melibatkan jet tempur, rudal, dan drone atau pesawat nirawak berisi bahan peledak. Konflik berakhir hampir sama tiba-tibanya seperti awalnya, sebagaimana laporan CNN.
Rincian baru mengungkapkan bagaimana serangkaian panggilan telepon dan diplomasi akhirnya menghasilkan gencatan senjata antara tetangga bersenjata nuklir dan musuh bebuyutan tersebut. Dan meskipun laporan India dan Pakistan berbeda dalam beberapa rincian, kedua belah pihak sepakat bahwa terobosan mencapai kesepakatan mulai terjadi pada Sabtu (10/5/2024) sore waktu setempat.
Gencatan senjata antara Islamabad dan New Delhi, yang menurut pejabat Pakistan telah berlangsung selama beberapa hari, disetujui setelah pesan "hotline" dikirim dari pejabat tinggi militer Pakistan kepada mitranya dari India, kata militer India pada Ahad (11/5/2025), yang memberikan rincian baru tentang bagaimana kesepakatan tak terduga itu dicapai.
Dalam sebuah pengarahan pada Ahad, direktur jenderal operasi militer India mengatakan, ketika para pejabat berkumpul pada Sabtu "untuk melakukan permainan perang" atas serangan dini hari dari Pakistan, ia menerima pesan dari mitranya di Pakistan yang ingin berkomunikasi. Militer Pakistan mengonfirmasi pada Minggu bahwa mereka telah menghubungi, tetapi mengatakan bahwa mereka telah menghubungi perantara terkait gencatan senjata dengan India.
Mereka tidak menyebutkan negara mana, meskipun seorang pejabat Pakistan yang terlibat dalam pembicaraan tersebut mengatakan kepada CNN bahwa Amerika Serikat (AS) yang melakukan panggilan penting pada Sabtu. Selama panggilan telepon, yang diadakan pada pukul 15.35 waktu setempat, kesepakatan gencatan senjata dicapai, menurut Dirjen Operasi Militer India, Letjen Rajiv Ghai.
Dia mengatakan, panggilan telepon lebih lanjut akan diadakan untuk "membahas modalitas yang akan memungkinkan keberlangsungan" perjanjian tersebut. Pakistan belum mengonfirmasi apakah panggilan telepon telah diadakan atau tidak. Tetapi, pejabat yang terlibat dalam upaya diplomatik tersebut mengatakan Pakistan telah menerima "jaminan" yang tidak disebutkan dari AS bahwa India akan mematuhi gencatan senjata.
Rincian terbaru tentang bagaimana kesepakatan itu dicapai, yang pertama kali diumumkan oleh Presiden AS Donald John Trump. Adapun Trump memberikan gambaran paling jelas sejauh ini tentang bagaimana Islamabad dan New Delhi berkomunikasi secara langsung untuk menyepakati diakhirinya konflik yang terus meningkat di tengah meningkatnya tekanan internasional.
Dalam acara Truth Social-nya, Trump mengatakan pada Sabtu, AS telah menjadi penengah untuk mengakhiri pertempuran dan memberi selamat kepada para pemimpin kedua negara karena "menggunakan akal sehat dan kecerdasan yang hebat." Sementara Islamabad memuji keterlibatan AS, New Delhi telah mengecilkannya, ingin menggambarkan gencatan senjata sebagai kemenangan dan mengatakan bahwa negara-negara tetangga telah bekerja sama "secara langsung" dalam gencatan senjata.
Letjen Ghai menjelaskan, India menghubungi Islamabad pada Rabu, setelah serangan awalnya untuk "mengkomunikasikan keinginan kami untuk menyerang inti teror." India mengajukan permintaan, yang tidak disebutkan secara spesifik, yang "ditolak dengan kasar dengan isyarat bahwa tanggapan yang keras tidak dapat dihindari dan akan segera dilakukan," kata Ghai kepada wartawan.
Militer Pakistan mengatakan bahwa mereka didekati oleh India pada awal pekan ini mengenai gencatan senjata. "Pihak India meminta gencatan senjata setelah tanggal 8 dan 9 Mei setelah mereka memulai operasi. Kami memberi tahu mereka bahwa kami akan menghubungi mereka kembali setelah pembalasan kami,” kata Letnan Jenderal Pakistan Ahmed Sharif Chaudhry dalam konferensi pers pada hari Minggu. Setelah operasi militer Pakistan, “kami menghubungi para penengah internasional dan kami menanggapi permintaan gencatan senjata," katanya.
Berbicara pada Rabu, setelah serangan awal India, seorang pejabat Pakistan yang terlibat dalam upaya diplomasi mengatakan, negaranya terlibat dengan AS. Dia pun berharap, pembicaraan tersebut akan membawa hasil yang positif.
Ia mengatakan Pakistan akan memberi kesempatan pada diplomasi dan menunda pembalasan sementara AS dan pihak lain mencoba melakukan diplomasi. Meskipun, di sisi lain, India mengeklaim Pakistan berulang kali menembakkan pesawat nirawak dan artileri ke wilayahnya, sesuatu yang dibantah keras oleh Islamabad.
Pejabat Pakistan itu mengatakan, mereka terkejut ketika India menyerang beberapa pangkalan udara Pakistan pada Sabtu pagi, karena mereka mengira diplomasi masih berlangsung. Pakistan segera membalas, lebih keras dari yang mereka rencanakan sebelumnya.
Militer Pakistan menyebut, serangan terhadap beberapa pangkalan militer India sebagai "balas dendam" dan mengatakan serangan tersebut menargetkan pangkalan udara India yang digunakan untuk meluncurkan rudal ke Pakistan. Serangan yang meningkat dari kedua belah pihak memaksa upaya diplomatik yang ada menjadi lebih gencar, termasuk oleh AS, China, dan Arab Saudi, untuk menengahi berakhirnya pertempuran.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio mengatakan dalam sebuah pernyataan, ia dan Wakil Presiden JD Vance telah berbicara dengan para pemimpin politik dan militer di India dan Pakistan untuk mengamankan kesepakatan sebelum situasi semakin memburuk. Vance telah mendesak Perdana Menteri India Narendra Modi untuk menemukan "jalan keluar" yang potensial untuk meningkatkan ketegangan, menurut beberapa sumber di Kementerian Luar Negeri India. Modi mendengarkan, tetapi tidak berkomitmen, kata sumber tersebut.
Menlu China Wang Yi juga berbicara secara terpisah dengan para pejabat tinggi di India dan Pakistan. Dia menyatakan dukungan Beijing untuk gencatan senjata, menurut pernyataan dari Kemenlu China.
Tepat sebelum pukul 08.00 waktu AS pada hari Sabtu, sekitar pukul 17.00 waktu di India dan Pakistan, Trump mengumumkan gencatan senjata di Truth Social. Trump pun menulis: "Setelah pembicaraan semalam yang dimediasi oleh Amerika Serikat, saya dengan senang hati mengumumkan bahwa India dan Pakistan telah menyetujui GENCATAN SENJATA PENUH DAN SEGERA."
Tak lama setelah postingan Trump, kedua belah pihak mengonfirmasi gencatan senjata. Kemenlu India mengatakan, kesepakatan itu dibuat "secara langsung antara kedua negara," meremehkan keterlibatan AS dan bertentangan dengan klaim Trump.
Namun, pejabat Pakistan memuji Washington. "Kami berterima kasih kepada Presiden Trump atas kepemimpinannya dan peran proaktifnya untuk perdamaian di kawasan itu," kata PM Shehbaz Sharif.
Seorang sumber Pakistan yang mengetahui negosiasi tersebut mengatakan kepada CNN, AS dan khususnya Menlu Rubio, berperan penting dalam mencapai kesepakatan itu. Sang pejabat menggambarkan mengenai pembicaraan yang diragukan dengan kepercayaan yang rendah dan serangan rudal dari India yang hanya mereda dalam beberapa jam terakhir sebelum gencatan senjata dikonfirmasi.
Tidak mengherankan bahwa para pesaing sengit itu memberikan keterangan yang bertentangan tentang bagaimana kesepakatan itu dicapai. India, yang memandang dirinya sebagai negara adikuasa regional, telah lama menolak mediasi internasional. Sedangkan Pakistan, yang sangat bergantung pada bantuan asing, cenderung menyambutnya, kata para analis.
Laporan terbaru militer India tentang apa yang terjadi menimbulkan pertanyaan lebih lanjut tentang apa sebenarnya peran Washington dalam menengahi gencatan senjata. Bagi India dan Pakistan, gencatan senjata, yang tampaknya masih berlaku meskipun ada tuduhan awal bahwa masing-masing pihak melanggar perjanjian, telah membawa kelegaan yang sangat dibutuhkan bagi kedua belah pihak.