Jumat 16 May 2025 06:56 WIB

Gubernur BI: Mosok Kita Hijab Impor dari China, di Tasikmalaya Banyak

BI memiliki tiga jurus untuk memperkuat ekonomi dan keuangan syariah.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.
Foto: Republika/Prayogi
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyesalkan masih adanya praktik impor hijab dari China, sementara produksi dalam negeri sangat mencukupi. Dia menyebut, Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia, seharusnya bisa memenuhi kebutuhan hijab tanpa bergantung pada luar negeri.

"Mosok kita hijab impor dari China, di Tasikmalaya banyak. Di mana-mana pun juga banyak. Dan produk-produk makanan. UMKM wastra (tekstil dan produk tekstil) adalah fokus yang utama kita," ujar Perry dalam Sarasehan Ekonom Islam Indonesia di Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Baca Juga

Perry menyampaikan, BI memiliki tiga jurus untuk memperkuat ekonomi dan keuangan syariah. Pertama, memperbesar pangsa pasar perbankan syariah, salah satunya melalui kehadiran Bank Syariah Indonesia (BSI). "Alhamdulillah kita dirikan BSI (Bank Syariah Indonesia). One of the biggest perbankan di Indonesia. Tapi mari bersama kita, perbanyak penumpangnya (nasabah syariah)," kata Perry.

Strategi kedua yakni membangun ekosistem kewirausahaan di lingkungan pesantren. BI mendorong produksi pangan dan fesyen, termasuk hijab, dari pondok pesantren untuk dipasarkan hingga ke luar negeri. Dia menilai, hal itu dapat memperkuat peran pesantren dalam mendukung industri halal nasional.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement