Jumat 16 May 2025 11:29 WIB

Petugas ‘Gercep’, Dirikan 9 Pos Antipasi Jamaah Haji Nyasar di Masjidil Haram

Petugas memberikan perlindungan terhadap jamaah yang terpisah di Masjidil Haram.

Jamaah  haji Indonesia melakukan tawaf di Masjidil Haram. Ada 9 pos didirikan untuk mengantisipasi jamaah yang terpisah dari rombongan di Masjidil Haram.
Foto: Teguh Firmansyah/Republika
Jamaah haji Indonesia melakukan tawaf di Masjidil Haram. Ada 9 pos didirikan untuk mengantisipasi jamaah yang terpisah dari rombongan di Masjidil Haram.

Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi

Baca Juga

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji salah arah pulang kerap terjadi selepas umroh atau beribadah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Umumnya mereka bingung karena salah mengambil arah menuju terminal yang ditentukan.

Merespons hal tersebut, petugas Indonesia di Bidang Linjam (Perlindungan Jamaah) Kota Makkah membuat sembilan pos yang berada di bawah koordinasi Sektor Khusus Masjidil Haram. Kesembilan pos tersebut yakni Pos 1: Terminal Syib Amir, Pos 2: Pintu keluar Marwah, Pos 3: Area Sa'i (Mas'a), Pos 4: Area Thowaf (Mathaf), Pos 5: Pintu Babussalam, Pos 6: Area WC 3, Pos 7: ATM Center Dar AtTawhid, Pos 8: Arah menuju Jarwal (Anjum Hotel), dan Pos 9: Area perluasan Abdullah.

"Mereka bekerja diatur secara shift dari pukul 14.00 sampai 02.00, setiap pos ada enam orang," ujarnya kepada Media Centre Haji, Kamis (15/5/2025).

Tugas petugas yang berada di pos-pos tersebut yaitu memberikan perlindungan terhadap jamaah yang terpisah dari rombongan hingga mereka yang tertukar atau hilang sandalnya. "Kami siapkan ada sandal bagi jamaah yang tertukar, meski jumlahnya terbatas, kami siapkan yang membutuhkan pertolongan itu," ujarnya.

Petugas, kata ia, juga akan mengevakuasi jamaah yang jatuh sakit. Jamaah akan dievakuasi ke tempat yang lebih nyaman, dan jika memang mendesak bisa dibawa ke klinik di bawah lantai Sai. "Intinya kami di sektor khusus Masjidil Haram akan memberikan pelayanan terbaik, edukasi terhadap jamaah juga diberikan dengan berbagai informasi," ujarnya.

photo
Sembilan pos perlindungan di Masjidil Haram untuk mengantisipasi jamaah haji Indonesia yang nyasar atau terpisah dari rombongan. - (Dok. PPIH Arab Saudi)

Larangan bagi jamaah

Ia memberikan imbauan terhadap jamaah yang berangkat ke Masjidil Haram. Pertama, kata Harun, jangan pernah meninggalkan nusuk. Ini karena nusuk adalah kartu identitas jamaah selama berada di Saudi.

Selanjutnya, jangan lupa dengan rute bus dan terminal pemulangan di Masjidil Haram. Lalu, jamaah tak boleh abaikan larangan selama di Masjidil Haram. "Ketika tawaf jangan pernah selfie bareng, itu sangat dilarang, kalau mau foto-foto yang wajar," kata Harun.

Ia pun menyarankan untuk fokus buat ibadah selama prosesi tawaf, jangan main handphone terlebih dahulu. Kedua jangan buang sampah sembarangan, karena aktivitas jamaah selalu diperhatikan oleh CCTV.

Selain itu ada juga intel di sana yang menggunakan pakaian biasa. "Jangan juga ambil barang tercecer, karena pernah kejadian sehingga jamaah kita harus berurusan dengan pihak hukum," ujarnya.

Larangan selanjutnya, membentangkan spanduk nama kelompok tertentu. Hal tersebut sangat dilarang di Masjidil Haram. Otoritas setempat juga melarang berkumpul bersama-sama dalam Waktu lama.

"Jangan juga sekali-kali merokok di Masjidil Haram dendanya 200 riyal, bisa kena kurungan 6 hari," katanya.

Terakhir yang tak kalah penting adalah hindari berswafoto dengan benda-benda tertentu. Khawatir, kata ia, askar akan menganggap hal tersebut sebagai tindakan syirik.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement