Senin 19 May 2025 06:49 WIB

YIS Gandeng Gemawira Gelar Bootcamp Dorong UMKM Naik Kelas

Menurut Sandi, program UMKM merupakan bagian dari program unggulan YIS.

Pelaksanakan Program UMKM Start Up di Gedung Dakwah Baznas Purwakarta, Jawa Barat.
Foto: Republika.co.id
Pelaksanakan Program UMKM Start Up di Gedung Dakwah Baznas Purwakarta, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Yayasan Indonesia Setara (YIS) menggandeng Gerakan Masyarakat Wirausaha (Gemawira) menggelar Program UMKM Start Up di Gedung Dakwah Baznas Purwakarta, Jawa Barat pada Sabtu (17/5/2025). Langkah itu untuk mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) naik kelas.

Kegiatan yang dikemas ala bootcamp tersebut difokuskan pada kurasi produk sekaligus pelatihan UMKM. Para peserta UMKM asli Purwakarta yang berjumlah 100 orang menjalani bootcamp selama enam hari, antara lain satu hari sesi tatap muka dan lima hari sesi online.

Baca Juga

Selanjutnya, pendampingan intensif selama tiga pekan secara online. Para peserta mendapatkan pelatihan dan bimbingan praktis dalam mengembangkan strategi kewirausahaan, memperluas jaringan bisnis, dan melakukan transformasi menuju bisnis digital.

Founder YIS, Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan, program UMKM merupakan bagian dari program unggulan YIS, yaitu SI IKLAS (Sahabat Sandi Naik Kelas). Sejak tidak lagi berada di lingkaran pemerintahan, Sandi mengaku, punya keleluasan untuk mengembangkan gerakan kewirausahaan.

Oleh karena itu, Sandi berharap, lewat bootcamp itu tercipta gerakan kewirausahaan yang membuka peluang usaha, khususnya bagi para generasi muda. Menurut dia, dimulai dari UMKM, gerakan kewirausahaan bisa menjadi gerakan konkret untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.

"Ketika naik kelas dan berdaya saing, UMKM akan menjadi penggerak ekonomi. Efeknya juga akan berantai menuju pengentasan pengangguran dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," ungkap Sandi dalam siaran pers di Jakarta pada Ahad (18/5/2025).

Ketua Umum Gemawira Indonesia, Diantri Lapian menyampaikan, para kurator dan pakar dalam bootcamp akan menilai kualitas produk yang mencakup tampilan kemasan, branding, rasa, warna, bentuk, dan legalitas. "Dengan masukan ini, peserta dapat melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka," ungkap Diantri.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement