Senin 19 May 2025 17:39 WIB

Janji Iblis kepada Allah

Iblis memohon kepada Allah agar diberi penangguhan waktu sampai hari kiamat.

Kisah Iblis (Ilustrasi)
Foto: pxhere
Kisah Iblis (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagaimana diketahui, Iblis membantah perintah Allah SWT dan enggan sujud kepada Adam sebagai manusia pertama. Alhasil, Allah pun mengutuk Iblis.

Kemudian, Iblis memohon kepada-Nya agar diberi penangguhan sampai hari manusia dibangkitkan agar ia bisa menyesatkan anak cucu Adam. Iblis juga berjanji akan menyesatkan manusia. Hal ini dijelaskan dalam Alquran surah al-Hijr ayat ke-39 hingga 40 dan tafsirnya.

Baca Juga

Ia (Iblis) berkata, "Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka." (QS Al-Hijr: 39-40)

Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, ayat ini menerangkan, Iblis telah dikutuk dan dilaknat oleh Allah. Alhasil, makhluk ini pun dijauhkan dari nikmat-Nya dan menjadikan dirinya sesat dan hina.

Setelah dikutuk, Iblis tidak memohon ampun kepada Allah, tetapi malahan bersumpah akan menipu dan memperdaya anak cucu Adam sampai hari kiamat, kecuali hamba-hamba yang saleh dan ikhlas. Mereka tidak dapat ditipu dan diperdaya karena kekuatan imannya.

Allah SWT berfirman: (Iblis) menjawab, "Demi kemuliaan-Mu, pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka." (QS Sad: 82-83) Sumpah ini benar-benar dilaksanakan dan diwujudkan Iblis dengan segala kemampuan yang ada padanya.

Sebagaimana firman Allah SWT: (Iblis) menjawab, "Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur." (QS Al-A'raf: 16-17)

Allah SWT menyatakan, Iblis dapat memenuhi target sumpahnya dengan menyesatkan sebagian besar manusia.

photo
Infografis Lima Bahasa Cinta dari Manusia untuk Allah

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement