Selasa 20 May 2025 21:38 WIB

DBD Mengancam, Enesis Group dan Pemda DIY Kampanyekan 3M Plus

Kasus DBD pada tahun ini telah mencapai puluhan ribu.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Satria K Yudha
Nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab penyakit DBD( (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com
Nyamuk Aedes aegypti sebagai penyebab penyakit DBD( (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bekerja sama dengan Enesis Group menggelar kampanye pencegahan demam berdarah dengue (DBD) berbasis edukasi masyarakat. Program ini menyasar warga di tiga wilayah dengan pendekatan langsung ke rumah tangga.

Kegiatan bertajuk “Bebas Nyamuk, Keluarga Sehat, dan Bebas DBD” resmi diluncurkan pada Senin (19/5/2025) di Yogyakarta. Program ini ditujukan untuk menjangkau lebih dari 50.000 warga di Kemantren Umbulharjo (Kota Yogyakarta), Kapanewon Prambanan (Kabupaten Sleman), dan Kapanewon Wonosari (Kabupaten Gunungkidul).

Sebanyak 270 kader Jumantik dikerahkan untuk melakukan edukasi door to door, termasuk pemeriksaan jentik nyamuk, penyuluhan penerapan metode 3M Plus, serta distribusi produk penunjang pencegahan DBD.

Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajun Setyaningastutie menyatakan bahwa perubahan perilaku masyarakat menjadi kunci utama dalam pencegahan DBD. “Masalah utama dalam penanggulangan penyakit seperti DBD adalah perilaku. Perilaku hidup bersih dan sehat menjadi kunci utama,” kata dia dalam siaran pers Enesis Group, Selasa (20/5/2025).

Ia menambahkan bahwa keterlibatan sektor swasta bisa memperkuat upaya promotif pemerintah. “Kolaborasi dengan sektor swasta, seperti Enesis Group melalui produk Soffell, menjadi contoh nyata sinergi dalam mendukung kesehatan masyarakat. Ke depan, diharapkan kolaborasi ini dapat meluas ke berbagai sektor,” kata Pembajun.

CEO Enesis Group Aryo Widiwardhono mengatakan pendekatan edukasi dari rumah ke rumah merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk membangun kesadaran publik dalam pencegahan penyakit akibat nyamuk. “DBD bukan sekedar penyakit, ini soal keberlangsungan hidup dan ketahanan keluarga,” ucapnya.

Menurut data internal, simulasi program serupa sebelumnya mencatat kenaikan Angka Bebas Jentik (ABJ) dari 95 persen menjadi 99 persen dan penurunan rumah positif jentik hingga 80 persen.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bahwa program ini bisa menjadi model kolaborasi lintas sektor yang berdampak langsung ke masyarakat. “Melalui edukasi, pemberdayaan kader jumantik, dan gerakan 3M+, program ini menjadi bagian penting dari upaya menciptakan lingkungan yang sehat dan masyarakat yang berdaya,” katanya.

Kegiatan ini didukung juga oleh sejumlah kepala daerah dan kepala dinas kesehatan se-DIY. Program dirancang sebagai kampanye pencegahan yang tidak hanya bersifat seremonial, tetapi dilakukan secara terstruktur dan berbasis partisipasi warga.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kasus DBD pada tahun ini mencapai puluhan ribu kasus. Hingga 13 April 2025 tercatat terdapat 38.740 kasus DBD dengan 182 kematian.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement