Rabu 21 May 2025 14:58 WIB

Ekonom Islam Dunia Bertemu di IFESDC 2025, Fokus pada Pengentasan Kemiskinan

Forum global di Washington angkat kontribusi syariah terhadap tantangan kemanusiaan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Para pemikir dan praktisi keuangan Islam dari berbagai negara akan berkumpul di Washington, DC, untuk menghadiri International Islamic Economics and Finance Conference for Sustainable Development.
Foto: google.com
Para pemikir dan praktisi keuangan Islam dari berbagai negara akan berkumpul di Washington, DC, untuk menghadiri International Islamic Economics and Finance Conference for Sustainable Development.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pemikir dan praktisi keuangan Islam dari berbagai negara akan berkumpul di Washington, DC, untuk menghadiri International Islamic Economics and Finance Conference for Sustainable Development (IFESDC) 2025 pada 21–22 Mei 2025. Konferensi ini diselenggarakan di Kantor Pusat Bank Dunia dan menjadi momentum strategis untuk membahas kontribusi ekonomi syariah dalam menjawab tantangan global.

Mengangkat tema “Mengentaskan Kemiskinan dan Meningkatkan Kesejahteraan untuk Pembangunan Berkelanjutan,” IFESDC 2025 menyoroti urgensi sistem ekonomi berbasis nilai di tengah ketimpangan global, krisis lingkungan, dan meningkatnya angka kemiskinan. Forum ini diharapkan memperkuat peran ekonomi dan keuangan Islam dalam agenda pembangunan berkelanjutan dunia.

Baca Juga

“Event ini menandai tonggak sejarah sebagai salah satu konferensi internasional pertama tentang ekonomi dan keuangan Islam yang diselenggarakan di Bank Dunia,” kata Executive Director Southeast Asia Voting Group Bank Dunia, Wempi Saputra, dalam keterangan yang diterima Republika, Rabu (21/5/2025).

“Acara ini berfungsi sebagai platform untuk mempromosikan nilai-nilai ekonomi dan keuangan Islam dalam agenda pembangunan,” lanjutnya.

Konferensi ini diinisiasi oleh Indonesian Muslim Association in America (IMAAM) bekerja sama dengan Universitas Tazkia dan Sakinah Finance, serta didukung oleh EDS16 dari Bank Dunia. IFESDC akan menjadi ajang dialog antara pembuat kebijakan, akademisi, hingga pelaku industri halal dari berbagai negara.

Sesi pembuka akan diisi oleh Arif Mustofa, Presiden IMAAM sekaligus Ketua Panitia Konferensi, dan Wempi Saputra. Sedangkan sambutan utama akan disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Agama Nasaruddin Umar. Sesi khusus mengenai industri halal juga akan menghadirkan Kepala BPJPH, Ahmad Haikal Hasan.

“Konferensi ini bukan sekadar pertemuan, tetapi sebuah gerakan,” ujar Murniati Mukhlisin, Pendiri Sakinah Finance dan mantan Rektor Universitas Tazkia. “Ini adalah seruan kolektif untuk membangun sistem ekonomi yang berpijak pada keadilan, etika, dan tanggung jawab sosial.”

Topik utama yang akan dibahas mencakup inovasi keuangan syariah, integrasi zakat dan wakaf, strategi pengentasan kemiskinan melalui instrumen sosial Islam, pembiayaan inklusif bagi kelompok rentan, serta regulasi dan kebijakan industri halal.

Tak hanya menjadi ajang diskusi, IFESDC 2025 juga mendorong kontribusi akademik. Beberapa makalah terpilih akan dipertimbangkan untuk diterbitkan di jurnal bereputasi seperti Journal of Islamic Accounting and Business Review (JIABR), Share: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Islam, Tazkia Islamic Finance and Business Review (TIFBR), dan International Journal of Islamic Personal and Family Finance (IJIPFF).

Sebagai forum ekonomi Islam global pertama yang digelar di Bank Dunia, IFESDC 2025 diharapkan menjadi langkah konkret menuju sistem keuangan berlandaskan maqashid syariah yang inklusif dan berkeadilan, serta mampu menjawab problem kemanusiaan di era modern.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement