REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah telah menarik utang baru sebesar Rp 304 triliun hingga 30 April 2025. Angka ini setara 39,2 persen dari target APBN sebesar Rp 775,9 triliun.
“Artinya, pembiayaan berjalan on track dengan kinerja yang baik,” kata Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Mei 2025, Jumat (23/5/2025).
Pembiayaan non-utang tercatat sebesar Rp 24,9 triliun. Secara total, pembiayaan anggaran mencapai Rp 279,2 triliun atau 45,3 persen dari target Rp 616,2 triliun.
Thomas menjelaskan, kinerja pembiayaan tetap terjaga berkat langkah mitigasi risiko yang disiplin. “Artinya, pembiayaan kita on track dan mencatat kinerja yang baik. Pemenuhan target pembiayaan dilakukan dengan berbagai langkah mitigasi risiko, seperti pengadaan pembiayaan utang secara prudent,” ujarnya.
Mitigasi risiko dilakukan melalui strategi prefunding, buffer kas yang cukup, serta manajemen kas dan utang yang aktif. Pemerintah juga mengatur waktu, volume, jenis instrumen, dan kombinasi mata uang secara fleksibel dan terukur.
Selain itu, pemerintah tengah mempertimbangkan penerbitan obligasi global dalam mata uang Renminbi dan dolar Australia. “Pemerintah juga sedang mempertimbangkan penerbitan global bonds dalam Renminbi, yaitu Dim Sum Bond, serta dalam Australian Dollar atau Kangaroo Bond,” jelas Thomas.
Dim Sum Bond adalah obligasi yang diterbitkan dalam Yuan di luar China. Sedangkan Kangaroo Bond diterbitkan oleh pihak non-Australia di pasar obligasi Australia.
Di sisi lain, lelang Surat Utang Negara (SUN) menunjukkan minat tinggi. Total penawaran masuk mencapai Rp 108 triliun, tertinggi sejak Agustus 2023.
Untuk memperluas sumber pembiayaan, pemerintah menerbitkan Samurai Bond senilai 103,2 miliar yen atau sekitar 725 juta dolar AS. Obligasi berdenominasi yen ini diterbitkan dalam lima tenor, dengan kupon bervariasi:
3 tahun (1,56 persen)
5 tahun (1,87 persen)
7 tahun (2,05 persen)
10 tahun (2,35 persen)
20 tahun (3,26 persen)
“Khusus tenor 20 tahun diterbitkan dalam format Blue Bonds. Blue Bonds adalah bond issuance yang menganut aturan main ESG dan sustainable, khususnya terkait aspek maritim dan hal-hal yang berhubungan dengan laut dan air,” ujar Thomas.