Ahad 25 May 2025 19:40 WIB

Gladi Posko Mina, Petugas Mitigasi Jamaah Haji Nyasar dan Kelelahan 

Ada tujuh posko tambahan merespons penerapan tanazul jamaah haji.

Kabid Linjam Harun al-Rasyid memimpin Gladi Posko persiapan puncak haji buat petugas yang menempati pos Mobile Crisis Group (MCH) di Mina, Ahad (25/5/2025).
Foto: Teguh Republika
Kabid Linjam Harun al-Rasyid memimpin Gladi Posko persiapan puncak haji buat petugas yang menempati pos Mobile Crisis Group (MCH) di Mina, Ahad (25/5/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Persiapan demi persiapan terus dilakukan oleh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 10 hari menjelang puncak Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).   Satuan operasional Haji 2025 mulai melakukan orientasi ke petugas mengenalkan teknis puncak Armuzna. 

"Gladi posko, kita ingin menetapkan titik pos yang nanti akan kita laksanakan ketika puncak haji dan mabit di Mina," ujar Kepala Bidang Perlindungan Jamaah PPIH Arab Saudi, Kolonel Harun al-Rasyid di Mina, Ahad (25/5/2025). 

Baca Juga

Pengenalan dimulai dari posko pertama di Mobile Crisis Rescue (MCG) yang berada di jembatan sekitar Muaysim. Berlanjut ke pos kedua yang berada di dekat tenda jamaah haji khusus.  Kemudian titik ketiga berada di gerbang jamarat. Pos keempat dan kelima berada di dalam area jamarat.  

Menurut Harun, pada 10 Dzulhidjzah rekan-rekan dari perlindungan jamaah, Media Centre Haji, Kesehatan, dan tim Layanan Lansia, Disabilitas dan Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP2JH) di Daker Makkah akan mengisi kelima pos tersebut.  Mereka akan bekerja sesuai shift masing-masing. 

"Kami ajak rekan-rekan yang punya tugas fungsi di jalur bawah pos 1-5, jadi bukan hanya teori yang kami berikan tapi juga ada praktik, jadi ada gambaran, setelah lempar jumrah Aqobah mereka menempati pos-pos itu," katanya. 

Petugas nanti akan bertugas untuk memantau jamaah, termasuk mereka yang sakit, kelelahan dan nyasar. Sejumlah kursi roda juga disiapkan untuk membantu jamaah. "Saudi juga mengoperasikan ambulans-ambulans di Mina," ujarnya. 

Selain pos-pos di sekitar jamarat, ada tujuh pos tambahan lain yang dibuat untuk merespons penerapan skema tanazul. Skema ini diberlakukan bagi jamaah haji yang menginap di hotel-hotel yang diberlakukan di wilayah Shisah dan Rouhdah.

"Jadi saat jamaah pulang dari jamarat lantai 1 dan 2 dan lantai dasar bisa terpantau dengan baik, bisa tertangani sehingga kegiatan jamarat berjalan lancer," ujarnya. 

Menurut Harun, tantangan yang ada di sekitar jamarat yakni jamaah nyasar dan kelelahan di sekitar Mina. Persoalan ini yang kerap terjadi jamaah ada di Mina. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement