REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Kota Babilonia di Irak disebutkan di dalam Alquran yaitu pada Surat Al-Baqarah. Kisah Kota Babilonia dalam Alquran ini untuk mengungkapkan ketulusan keimanan orang-orang Babilonia dan rajanya, Nebukadnezar.
Demikian para ulama tafsir menunjukkan bahwa penyebutan Babilonia dalam Alquran merupakan akibat dari peristiwa penolakan orang Yahudi terhadap Kitab Allah SWT. Penolakan ini juga diikuti oleh para pengikut mereka selama pemerintahan Nabi Sulaiman.
Saat itu disebutkan bahwa setan mengintai apa yang didengar oleh Nabi Sulaiman dan mereka membuat manipulasi dan kebohongan melalui para pendeta. Maka, ayat tersebut diturunkan untuk mengonfirmasi bahwa setan itu tidak menyadari sesuatu yang tak terlihat.
Berikut ayatnya. Allah SWT berfirman:
"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir".
Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat.
Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui." (QS. Al-Baqarah Ayat 102)
