
Laporan Jurnalis Republika, Teguh Firmansyah, dari Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Salah satu terobosan yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk memberikan pelayanan maksimal kepada jamaah haji adalah dengan distribusi makanan siap saji. Ini didistribusikan khusus sebelum dan setelah puncak haji yang berlangsung di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Dengan begitu, asupan gizi bagi para tamu Allah ini akan tetap terjaga.
Direktur Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Limited Iman Nikmatullah mengatakan, makanan siap saji ini sudah dikirim dan diberangkatkan dari Indonesia. Ada enam jenis lauk pauk. Di antaranya adalah rendang ayam, rendang daging sapi, dan opor ayam.
"Itu semua digunakan untuk dimakan pada tanggal 7, 8, serta 13 (Zulhijah)," ujar Iman Nikmatullah, Senin (27/5/2025).
Pada tanggal 7 dan 8 Zulhijah, makanan ini disantap oleh jamaah haji RI, sebelum mereka berangkat ke Padang Arafah. Pada tanggal 7 Zulhijah, sajian ini untuk makan pagi, siang, dan malam. Adapun pada tanggal 8 Zulhijah, sajian hanya untuk sarapan karena berikutnya seluruh jamaah berangkat ke Arafah.
"Kemudian, sepulang dari Mina, pada tanggal 13 Zulhijah, jamaah akan memakan makanan siap saji pada siang dan malamnya," jelasnya.
Menurut Iman, makanan siap saji ini merupakan perpaduan antara hasil produksi di Indonesia dan Arab Saudi. Lauknya diproses di Tanah Air. Adapun nasinya disiapkan dari pabrik manaf (pabrik makanan) siap saji yang dimiliki oleh masyarik yang biasa melayani jamaah Indonesia.
"Kemudian, dilakukan repackaging di pabrik manaf di Makkah. Kemudian, kami kirim dari pabrik manaf ke hotel-hotel jamaah haji Indonesia, untuk kemudian dibawa ke masing-masing jamaah," jelasnya.
Satu karton makanan siap saji berisi enam porsi. Ada yang disediakan untuk sarapan dua kali, lalu makan siang serta malam empat kali.
"Mudah-mudahan jamaah haji dapat menikmati makanan siap saji dengan cara yang sehat, aman, dan tentu saja nikmat seperti seleranya Indonesia," kata Iman.
View this post on Instagram