Selasa 27 May 2025 16:54 WIB

Visa Haji Furoda Belum Keluar, Menag: Itu Kebijakannya Arab Saudi

Program haji furoda melalui jalur undangan (mujamalah) dari Pemerintah Saudi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Hasanul Rizqa
Menteri Agama  Prof. Nasaruddin Umar
Foto: Dok Kemenag
Menteri Agama Prof. Nasaruddin Umar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar menegaskan, keterlambatan penerbitan visa haji furoda merupakan kewenangan penuh Pemerintah Kerajaan Arab Saudi. Berbeda dengan haji reguler, jamaah yang mengikuti program ini menggunakan visa mujamalah yang dikeluarkan pihak Kerajaan.

"Nah itu kebijakannya Saudi Arabia, bukan kita," ujar Menag Nasaruddin kepada wartawan saat menghadiri "Kick Off Program Tuntas Baca Qur’an (TBQ) di Sekolah" di Balai Diklat Keagamaan BDK, Jakarta, Selasa (27/5/2025). 

Baca Juga

Hingga akhir Mei 2025 atau tanggal 29 Zulqaidah 1446 H ini, visa bagi calon jamaah haji (calhaj) furoda asal Indonesia belum terbit. Hal itu pun mengundang kekhawatiran sejumlah calhaj undangan Kerajaan Saudi ini.

Menag menjelaskan, pemerintah Indonesia tetap menjalin komunikasi intensif dengan otoritas Saudi. Bagaimanapun, keputusan soal visa muamalah untuk calhaj furoda sepenuhnya berada di tangan Kerajaan.

Program haji furoda merupakan jalur undangan (mujamalah) langsung dari Pemerintah Saudi, di luar kuota resmi yang dikelola pemerintah Indonesia. Menurut Menag Nasaruddin, kondisi serupa tak hanya terjadi di RI, tetapi juga di sejumlah negara lain.

“Karena bukan hanya di Indonesia seperti itu ya. Tapi di negara lain juga sama,” ucap dia.

Dia menegaskan, untuk jamaah haji reguler sendiri sudah tuntas proses visanya. Adapun untuk jalur furoda yang tergolong program eksternal, pemerintah RI hanya bisa membantu sebatas yang memungkinkan.

“Nah kalau tidak mau cemas ya ikuti regulasi biasa saja. Tapi kita juga membantu sih,” kata Nasaruddin.

Menag pun mengingatkan, biaya haji furoda jauh lebih mahal. Bahkan, besaran dana yang umumnya diperlukan cukup untuk memberangkatkan tiga orang melalui jalur haji reguler. Karena itu, Imam Masjid Istiqlal ini mengimbau masyarakat agar berhati-hati terhadap berbagai tawaran keberangkatan haji lewat jalur tersebut.

“Selain mahal, itu mahal sekali ya. Tapi bagi orang punya uang, apalagi mungkin tidak punya waktu lain, ada saja alasannya. Mau menghajikan orang tuanya, misalnya. Itu kita bantu,” jelas Nasaruddin.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Republika Online (@republikaonline)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَقَالَ الَّذِى اشْتَرٰىهُ مِنْ مِّصْرَ لِامْرَاَتِهٖٓ اَكْرِمِيْ مَثْوٰىهُ عَسٰىٓ اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا ۗوَكَذٰلِكَ مَكَّنَّا لِيُوْسُفَ فِى الْاَرْضِۖ وَلِنُعَلِّمَهٗ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۗ وَاللّٰهُ غَالِبٌ عَلٰٓى اَمْرِهٖ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُوْنَ
Dan orang dari Mesir yang membelinya berkata kepada istrinya,” Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, mudah-mudahan dia bermanfaat bagi kita atau kita pungut dia sebagai anak.” Dan demikianlah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di negeri (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takwil mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengerti.

(QS. Yusuf ayat 21)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement