REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepekan perang Israel-Iran berlangsung hingga menimbulkan kekhawatiran global. Di Tanah Air, Duta Besar (Dubes) Republik Islam Iran untuk RI, Mohammad Boroujerdi, terus meningkatkan komunikasi dengan tokoh-tokoh dalam negeri.
Setelah menerima media massa beberapa hari lalu, Mohammad Boroujerdi lanjut mengunjungi ormas-ormas Islam, termasuk Nahdlatul Ulama (NU) di Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu, Dubes dan rombongan diterima dengan hangat oleh pimpinan Jam'iyyah tersebut.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf menuturkan sejarang panjang hubungan antara Indonesia dan Iran. Pihaknya pun menegaskan, pentingnya kedua negara meningkatkan kerja sama yang berkelanjutan, terutama dalam bidang kemanusiaan dan pendidikan.
Usai pertemuan selama 45 menit, sosok yang akrab disapa Gus Yahya itu berbicara di depan media. Ia menyerukan agar Iran dan Israel segera menahan diri.
Menurut Gus Yahya, konflik bersenjata antara kedua belah pihak itu dikhawatirkan meluas di kawasan Timur Tengah. Meski demikian, ia menekankan, langkah Iran untuk mempertahankan diri sepantasnya dimaklumi publik dunia.
"Semua orang saat ini dapat memahami langkah-langkah Iran dalam membela diri, kedaulatan bangsa, dan negara," kata Gus Yahya dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Jumat (20/6/2025).
Gus Yahya juga menyampaikan, warga Nahdliyin secara spiritual turut mendoakan keselamatan rakyat Iran serta seluruh pihak yang terdampak konflik. Doa tersebut, menurut dia, adalah wujud solidaritas umat Islam global. Selain itu, NU juga berkomitmen memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan.
Turut hadir dalam pertemuan ini Wakil Ketua Umum PBNU KH Amin Said Husni, Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla, serta sejumlah staf Kedutaan Besar Iran.
View this post on Instagram