Ahad 22 Jun 2025 16:16 WIB
Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agung Sasongko
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat akhirnya ikut melakukan serangan ke Iran pada Ahad 22 Juni 2025. Hal ini dikhawatirkan membuat konflik antara Iran dan Israel makin luas.
Presiden AS Donald Trump mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial, AS telah melakukan serangan “sangat sukses” terhadap fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
"Kami telah menyelesaikan serangan kami yang sangat sukses terhadap tiga lokasi nuklir di Iran, termasuk Fordow, Natanz, dan Esfahan. Semua pesawat kini berada di luar wilayah udara Iran," kata Trump dalam sebuah unggahan di Truth Social.
Dalam unggahannya itu juga Trump mengatakan, muatan penuh bom dijatuhkan di lokasi utama, Fordow. Semua pesawat dengan selamat dalam perjalanan pulang.
“Selamat kepada Pejuang Amerika kita yang hebat. Tidak ada militer lain di Dunia yang bisa melakukan ini. SEKARANG WAKTUNYA UNTUK PERDAMAIAN! Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini,” tulis dia.
Konstitusi AS memberikan wewenang kepada anggota parlemen untuk menyatakan perang dan mengizinkan aktivitas militer. Namun, Trump tidak meminta persetujuan Kongres sebelum menyerang Iran.
Di Senat dan Dewan Perwakilan Rakyat, legislator dari kedua partai besar telah mengajukan undang-undang yang memaksa Trump untuk menghadap Kongres sebelum menyerang situs nuklir Iran.
Tapi, Trump mendahului pemungutan suara mengenai RUU tersebut. Kurangnya otorisasi Kongres kemungkinan akan menjadi topik pembicaraan utama dalam politik AS, terutama jika terjadi perang yang lebih luas.
Editor: Fitriyan Zamzami