REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jejaring sosial menjadi media baru bagi bank syariah untuk mempromosi produk perbankannya. Sejumlah bank syariah pun membidik penambahan nasabah dari pengguna jejaring sosial.
Seperti BNI Syariah yang memanfaatkan facebook dan twitter untuk sosialisasi berbagai aspek bisnis dan produk. Menurut Direktur Utama BNI Syariah, Rizqullah, penggunaan jejaring media dilatarbelakangi banyaknya pertanyaan nasabah yang tidak bisa dijawab secara langsung. "Kita manfaatkan sosial media untuk bangun komunitas yang dapat mengembangkan bisnis," ujarnya, Kamis (26/1).
Penggunaan jejaring sosial untuk bisnis BNI Syariah sudah dimulai sejak setahun yang lalu. Hasilnya, banyak peminat terhadap produk BNI Syariah yang berasal dari pengguna jejaring sosial. Sosialisasi dengan jejaring sosial ini pun dinilai lebih efisien dalam biaya.
Efektivitas jejaring sosial tersebut terlihat dari banyaknya peminat pada akun BNI Syariah. Pengikut akun twitter BNI Syariah naik menjadi 2.857 orang pada Januari 2012 dari 700 pengikut pada April 2011. Sementara, akun Facebook BNI Syariah sudah bertautan dengan 3.000 akun.
Menurut Rizqullah, pengguna akun jejaring sosial tersebut tidak hanya berasal dari Indonesia. Para pengguna jejaring sosial dari luar negeri ini ikut memonitor perkembangan BNI Syariah. "Mereka bisa jadi investor yang potensial. Tentu, kita tidak bicara satu atau dua tahun ke depan saja," ujarnya.
Akan tetapi, BNI Syariah masih membatasi penggunaan jejaring sosial tersebut untuk pengembangan bisnis. BNI Syariah tidak menjual produk melalui jejaring sosial. "Ada dampak negatif dari jejaring sosial itu," ujarnya.
Jejaring sosial juga dimanfaatkan Bank Syariah Bukopin (BSB). Selain untuk mempromosikan produk, BSB menggunakan jejaring sosial untuk memetakan kepercayaan kostumer. "Kita sudah mulai pakai jejaring sosial sejak masih jadi unit usaha syariah," ujar Direktur Bisnis BSB, Harry Harmono Busiri.
Untuk meningkatkan nasabah melalui jejaring sosial, BSB bahkan bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi. Menurut Harry, BSB dapat melihat perkembangan minat masyarakat dari jejaring sosial tersebut. "Sekarang ini masyarakat ingin informasi yang cepat, kita juga buat konten yang menarik," ujarnya.
Bank Muamalat juga memanfaatkan jejaring sosial untuk mempromosikan produk. Hanya saja, Direktur Bisnis Bank Muamalat, Andi Buchori mengatakan pihaknya belum mengorganisasi jejaring sosial secara terstruktur. "Kita belum well organized tapi sudah pakai (jejaring sosial)," ujarnya.
Andi mengungkapkan jejaring sosial juga dapat dimanfaatkan untuk menjawab berbagai keluhan masyarakat. Jejaring sosial pun bermanfaat untuk mencegah larinya nasabah. "Ke depan, kita akan manage (penggunaan jejaring sosial) dengan baik karena jika keluhan itu tidak dijawab justru bisa dianggap sebagai kebenaran," ujar dia.
Bank Muamalat akan membidik pengguna jejaring sosial yang sebagian besar generasi muda. "Mereka bisa menjadi potential consumer yang luar biasa di masa depan," ujar dia. Pemanfaatan jejaring sosial tersebut berada diatur media relation Bank Muamalat.