REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Syariah Bukopin menambah posisi modalnya sebesar Rp100 miliar untuk pertumbuhan pembiayaan sektor usaha kecil menengah (UKM), serta peningkatan kinerja informasi teknologi (IT) dan Sumber Daya Manusia (SDM).
Direktur Utama Bank Syariah Bukopin, Riyanto di Jakarta, Kamis mengatakan, penguatan pembiayaan khususnya ke sektor UKM yang menjadi salah satu prioritas bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya di tahun ini. "Sebesar 70 persen dari penambahan modal ini kami akan arahkan untuk pertumbuhan pembiayaan UKM. Sisanya baru untuk peningkatan kinerja IT dan Sumber Daya Manusia (SDM)," ujarnya.
Untuk memperkuat strategi tersebut, kata dia, Bank Syariah Bukopin memastikan akan menambah posisi modalnya dengan penerbitan saham sebesar Rp 100 miliar.
"Jadi kami berharap sudah bisa dilakukan di bulan ini. Saham ini sepenuhnya akan diserap oleh salah satu stakeholder existing kami," ujarnya. Ia menambahkan, karena sepenuhnya diserap oleh stakeholder existing, maka perusahaan memastikan tidak ada perubahan dalam struktur kepemilikan saham di Bank Syariah Bukopin dari yang ada saat ini.
Ia mengatakan, dengan penambahan modal tersebut, posisi Capital Adequacy Ratio (CAR) diharapkan akan meningkat dari 11,5 persen posisi saat ini menjadi 16,3 persen paska penambahan modal.
Sebagaimana diketahui, untuk posisi modal Bank Syariah bukopin saat ini sebesar Rp 450 miliar. Dengan ditambahkannya modal baru Rp 100 miliar, maka posisi modal perusahaan diharapkan menjadi Rp 550 miliar.
Bank Syariah Bukopin dimiliki oleh PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) sebesar 65,4 persen, PT Jamsostek (Persero) 9 persen, PT Bakrie Capital Investment 9 persen, Mega Capital 9 persen, Mitra Usaha Sarana (MUS) 9 persen dan Muhammadiyah 3 persen.
Sementara, Bank Syariah Bukopin mencatat laba bersih selama 2010 Rp 10,23 miliar dibanding tahun sebelumnya Rp 831 juta.
Riyanto mengatakan, kenaikan laba yang signifikan tersebut ditopang dari kenaikan pendapatan operasi usaha perusahaan yang baik sepanjang 2010. "Hasil usaha dan kondisi keuangan kami di 2010 menunjukkan pencapaian yang baik di tengah pemulihan ekonomi global di akhir 2009," ujarnya.