Kamis 07 Apr 2011 16:37 WIB

Mengapa Perbankan Syariah di Indonesia Merangkak Pelan?

Bisnis syariah
Foto: investasi-saham.com
Bisnis syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketimbang Indonesia, negeri jiran Malaysia lebih sukses menjadikan perbankan syariah sebagai salah satu penyokong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Meski demikian optimisme pertumbuhan perbankan syariah tetap terbuka meski perjalanan masih terhadang kendala.

Direktur Utama Bank Bukopin Syariah, Riyanto, saat bersilaturahmi ke harian Republika, Kamis sore (7/4) menuturkan pertumbuhan perbankan syariah masih terganjal sejumlah persoalan yang menuntut peran pemerintah. "Saat ini memang pertumbuhan perbankan syariah masih kecil. Tapi ke depan kalau memang diniatkan maju akan menjadi besar," kata dia.

Busiri mengatakan ada sejumlah poin yang menyebabkan laju pertumbuhan perbankan Syariah tidak secepat seperti Malaysia. Poin tersebut antara lain regulasi, bisnis syariah yang masih terbilang baru, karakter konsumen masih lemah, sumber daya manusia yang minim, produk syariah yang ada masih berupa produk padanan bank konvensional,  dan bisnis syariah masih dianggap opsi alternatif pengembangan bisnis dari bank konvensional.

"Tapi melihat dari minat masyarakat. Pertumbuhan perbankan syariah akan cepat terjadi," kata dia. Saat ini, menurut Busiri, sumbangsih perbankan syariah terhadap perbankan nasional barulah 3 persen. Angka itu secara prosentase, kata dia, memang kecil. Namun, tidaklah mungkin jikan poin-poin yang dipaparkan sebelumnya bisa dibenahi, maka perbankan syariah akan memberikan sumbangsih besar terhadap perekonomian nasional.agung sasongko

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement