REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Zakat dari sektor korporasi sejauh ini baru berkontribusi 35 persen. Kondisi itu mendorong Rumah Zakat mulai mengaktifkan penggalangan dana zakat dari sektor tersebut.
Menurut Chief Funding Officer Area Jawa-Kasulpa Rumah Zakat, Herry Hermawan, ritel seperti individu masih mendominasi pemberi zakat. ''Padahal korporasi, melalui CSR (corporate social responsibility) juga memiliki potensi untuk produk keuangan syariah non bank ini,'' ujarnya pada Republika akhir pekan lalu.
Karena itu, di tahun 2011 ini, Rumah Zakat akan semakin mengoptimalkan sosialisasi dan edukasi zakat ke korporasi. Sejumlah kerjasama dengan perusahaan bakal dilakukan.
Ia mengaku bukan hanya swasta, pihaknya juga membidik Badan Usaha Milik Negara (BUMN). ''Kita berharap, hal ini bisa meningkatkan komposisi zakat korporasi hingga 65 atau 70 persen,'' jelasnya.
Ke depan, pihaknya juga berharap bisa melakukan sejumlah kemitraan penyaluran zakat dengan sejumlah perbankan, baik syariah maupun konvensional. Sebelumnya, Rumah Zakat sudah melakukan kerja sama dengan beberapa bank, yakni Pertama Bank, OCBC NISP, dan BNI Syariah.
''Meski demikian zakat ritel tetap juga akan kami pacu,'' katanya. Untuk tahun ini, Rumah Zakat menargetkan mengumpulkan dana zakat sebesar Rp 270 miliar. Per Maret 2011, Rumah Zakat mencatat mampu mengumpulkan dana zakat sebesar Rp 40 miliar.
''Untuk memperluas jaringan, kami juga akan mendirikan 12 cabang baru,'' katanya. Pada semester satu ini, Rumah Zakat telah mendirikan empat cabang, di Bali dan Surabaya.