REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Bank Muamalat Indonesia targetkan untuk meningkatkan fee based income hingga Rp 25 miliar. Direktur International Banking and Financial Institution Bank Muamalat, Farouk Abdullah Alwyni, menyatakan pendapatan dari sektor fee based income hingga kini sekitar Rp 12,5 miliar.
''Kami akan double-in,'' ujar Farouk kepada Republika. Hingga kini fee based income Muamalat dihasilkan dari sektor trade financing (pembiayaan perdagangan) sekitar Rp 8,2 miliar dan remittence (jasa pengiriman uang) sekitar Rp 4 miliar.
Untuk trade financing, Farouk menjelaskan bakal melakukan bisnis perdagangan baik dari dalam dan luar negeri. Ia mengaku akad yang digunakan itu bisa beragam. Salah satunya adalah wakalah bin ujrah.
Akad ini termasuk dalam akad tijarah di mana terdapat pemberian kuasa untuk mengelola barang atau jasa dengan imbalan fee (ujroh). ''Karena, sifatnya LC (letter of credit) confirmation, LC negotiation, makanya seperti itu,'' jelasnya.
Sejumlah kerjasama menyangkut trade financing juga bakal dilakukan dengan bank dan perusahaan asing. Sebelumnya, Muamalat juga pernah melakukan kerja sama serupa dengan Asian Development Bank (ADB) dengan portopolio senilai jutaan dolar AS.