REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI), Abiprayadi Riyanto menyatakan pertumbuhan reksadana syariah sejak pertama kali diluncurkan pada 2008 hingga saat ini belum signifikan. Pasalnya, masih banyaknya masyarakat yang belum paham mekanisme kinerjanya.
Abi mengatakan, dibanding laju positif beberapa industri berbasis syariah, seperti perbankan syariah dan saham syariah, industri reksadana syariah masih jalan di tempat atau stagnan.
"Pertumbuhan reksadana syariah sampai saat ini memang belum begitu bagus. Masih perlu banyak sosialisasi lagi, karena masih banyak investor yang belum begitu paham tentang reksadana syariah," ujarnya.
Kendati demikian, tahun ini industri investasi syariah akan tumbuh signifikan seiring dengan pertumbuhan perbankan syariah serta indeks syariah yang telah diluncurkan Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu.
"Investor jangan khawatir, tahun ini saya lihat tahunnya untuk syariah. Indeks syariah mulai dimunculkan. Perbankan syariah juga terus tumbuh, hanya sosialisasinya saja harus lebih gencar lagi," katanya.
Tercatat, per akhir April 2011 pertumbuhan reksadana syariah baru mencapai Rp3,842 triliun atau 2,08 persen dibanding posisi dana kelola reksadana syariah per akhir 2010 sebesar Rp3,764 triliun.
Sementara, sejak pertama kali diluncurkan reksadana syariah pada 2008 sebesar Rp774 miliar, per akhir 2009 melonjak 4,7 kali lipat menjadi Rp3,671 triliun. Sedang per akhir 2010, dana kelola reksadana syariah sebesar Rp 3,764 triliun.