REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pelaku perbankan syariah menilai, kartu kredit atau pembiayaan syariah laik dikembangkan perbankan. Head of Syariah CIMB Niaga, unit usaha syariah (UUS) CIMB Niaga, U Saefudin Noer mengatakan terjunnya perbankan syariah ke sektor ini dapat menambah kelengkapan produk yang selama ini masih dinilai minim.
”Ini sesuatu yang baik buat market,” ujarnya pada Republika. Menurutnya kartu jenis ini tak hanya bisa memudahkan transaksi nasabah tapi juga membuktikan bahwa bank syariah mampu menggabungkan teknologi dengan ketentuan syariah.
CIMB Niaga Syariah meluncurkan kartu pembiayaan syariah Gold Card akhir 2010 lalu. CIMB Niaga Syariah mencatat jumlah pemegang kartu mencapai 18.500 dan bakal mencapai 25 ribu hingga kahir 2011.
Kartu ini menggunakan tiga akad yakni ijarah, qard dan kafalah. Ijarah merupakan akad pembiayaan jasa dengan ujrah (fee) bagi pemegang kartu, di mana bank sebagai penyedian jasa pembayaran.
Qard merupakan tata cara di mana bank memberi pinjaman kepada pemegang kartu melalui penarikan tunai. Sementara ijarah adalah akad yang menempatkan bank sebagai penjamin atas semua kewajiban bayar (dayn) yang timbul.
Dari 34 bank umum syariah (BUS) dan unit usaha syariah (UUS), satu BUS dan dua UUS memiliki kartu pembiayaan. Selain CIMB Niaga Syariah, kartu sejenis juga dikeluarkan Bank Negara Indonesia (BNI) Syariah dan UUS Danamon dengan Dirham.