Senin 18 Jul 2011 16:24 WIB

Wapres: Keuangan Syariah Punya Keunggulan Khusus

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Didi Purwadi
Wakil Presiden Boediono (tengah) bersama Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution (kiri) dan Gubernur Bank Negara Malaysia Zeti Akhtar Aziz (kanan) saat pembukaan Konfrensi Bersama Tingkat Tinggi Keuangan Islam di Jakarta, Senin (18/7).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Wakil Presiden Boediono (tengah) bersama Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution (kiri) dan Gubernur Bank Negara Malaysia Zeti Akhtar Aziz (kanan) saat pembukaan Konfrensi Bersama Tingkat Tinggi Keuangan Islam di Jakarta, Senin (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Wakil Presiden RI, Boediono, menilai keuangan syariah memiliki keunggulan khusus dibanding keuangan konvensional. Menurutnya, hal ini telah menjadi rambu-rambu tersendiri dalam operasional keuangan Islam dan membuatnya bertahan dari malapetaka krisis ekonomi di 2008 dan 2009 lalu.

''Syariah memiliki rambu khusus antara kegiatan keuangan dari sektor rill,'' katanya dalam pembukaan Joint High Level Conference of Islamic Finance, Senin (18/7). Selain itu, ia berujar sistem keuangan ini juga memperkecil resiko decupling antara resiko dan imbalan.

Ia berujar keunggulan ini harus terus dipertahankan. Ia menegaskan hal ini harus dipelihara meskipun terdapat tren konvergensi antara keuangan syariah dan konvensional.

Sistem keuangan syariah global tumbuh pesat hingga lebih dari 20 persen sejak 2000. Meskipun dimulai dari tingkat kecil yaitu satu persen dari total aset keuangan global, pada 2012 diperkirakan keuangan ini bakal mencapai 1.600 miliar dollar AS.

Dalam laporan IDB-IFSB, secara global terdapat 500 lembaga keuangan Islam yang menunjukan peningkatan aset pesat dari 639 miliar doLlar AS di 2008 menjadi 822 miliar dollar AS di 2009 atau naik sekitar 29 persen. Sebagai pembanding, dalam priode yang sama, pertumbuhan dari seribu top bank konvensional hanya sekitar enam hingga tujuh persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement