REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Bank syariah Turki diminta segera mengembangkan jaringan internasional. Bila tidak, bank syariah di negara itu terancam tidak bisa meneruskan pertumbuhan yang kuat, yang selama ini terjadi.
Pendapat itu diutarakan lembaga survey Standard and Poor’s Ratings Service. Meski pertumbuhan domestik baik, kesadaran masyarakat masih terlalu rendah pada industri ini.
“Menurut kami, bank syariah Turki tengah memasuki masa di mana apa pun yang dilakukan tidak bakal bisa mempertahankan pertumbuhan,” kata analis Standard dan Poor's, Paul-Henri Pruvost, sebagai mana dikutip Reuters, Kamis (8/9).
Dengan jaringan internasional aka nada kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan pasar. Meski demikian, sebenarnya, bank syariah di Turki telah menujukan performa signifikan selama lima tahun terakhir.
Aset secara keseluruhan meningkat lima persen pada semester peratama 2011, dari posisi pertumbuhan sebelumnya yang hanya 2,8 persen. Namun sayangnya, negara ini baru memiliki empat bank syariah antara lain, Bank Asya, Albaraka Turk, Turkiye Finans, dan Kuveyt Turk saja yang telah resmi mendapat ratting B, dari lembaga survey.