Rabu 25 Jun 2025 17:02 WIB

90 Tahun Taufiq Ismail, Sastrawan Besar Indonesia

Kementerian Kebudayaan merayakan hari ulang tahun sastrawan senior, Taufiq Ismail.

Taufiq Ismail (kelima dari kiri) saat menghadiri acara tasyakur 90 tahun sang penyair di kantor Kementerian Kebudayaan RI, Jakarta, Rabu (25/6/2025).
Foto: ist
Taufiq Ismail (kelima dari kiri) saat menghadiri acara tasyakur 90 tahun sang penyair di kantor Kementerian Kebudayaan RI, Jakarta, Rabu (25/6/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sastrawan senior Taufiq Ismail genap berusia 90 tahun pada hari ini. Merayakan perjalanan panjang penyair tersebut, Kementerian Kebudayaan menggelar peluncuran buku 90 Tahun Taufiq Ismail di Jakarta.

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon mengatakan, Taufiq Ismail adalah penyair yang merekam sejarah bangsa Indonesia dalam karya-karya sastranya. Puisi-puisi sastrawan kelahiran Sumatra Barat itu adalah kesaksian zaman, terutama dalam momen-momen peralihan Orde Lama, Orde Baru, maupun Reformasi.

Baca Juga

"Karya-karya beliau melintasi tiga zaman, menjadi kesaksian banyak peristiwa. Taufiq Ismail adalah penyair yang terlibat dalam setiap pergeseran sosial, budaya, dan politik yang terjadi di Indonesia, dan juga dalam tonggak perjalanan kebudayaan Nusantara," ujar Menteri Fadli Zon dalam pidato pembukaan di kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Rabu (25/6/2025).

Lebih lanjut, Fadli memandang bahwa Taufiq Ismail layak digelari sebagai "Bapak Sastra Indonesia." Sebab, puluhan tahun lamanya penulis Tirani dan Benteng ini berkiprah dalam kesusastraan di Tanah Air. Karya-karyanya yang telah diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa asing juga kian mengenalkan sastra Indonesia ke kancah dunia.

"Saya pernah menulis di majalah sastra Horison ketika itu, kalau HB Jassin pernah dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia, menurut saya, Taufiq Ismail adalah Bapak Sastra Indonesia," katanya.

"Jejak panjang Taufiq Ismail menjadi warisan berharga bagi Indonesia. Beliau saya kira adalah national treasure, aset nasional kita," sambung Menteri Fadli.

Ia berharap, sumbangsih dan keteladanan Taufiq Ismail dapat selalu menginspirasi generasi kini, terutama para sastrawan muda.

"Mudah-mudahan makin banyak yang mengikuti jejak beliau, menjadi seorang penyair yang konsisten di jalannya dan memberi kontribusi yang panjang untuk kebudayaan Indonesia," tukasnya.

Dalam acara ini, Kementerian Kebudayaan tak hanya meluncurkan enam jilid buku untuk merayakan 90 tahun Taufiq Ismail. Di aula yang dipenuhi ratusan hadirin, sejumlah menteri dan tokoh nasional juga membawakan sajak-sajak karya sang sastrawan senior. Termasuk di antara mereka adalah Menteri Agama Nasaruddin Umar serta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti.

photo
Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon membuka acara perayaan 90 Tahun Taufiq Ismail di kantor Kementerian Kebudayaan di Jakarta, Rabu (25/6/2025). - (ist)

Profil sang legenda

Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi, Sumatra Barat, pada 25 Juni 1935, dan tumbuh besar di Pekalongan, Jawa Tengah. Putra ulama besar KH Abdul Gaffar Ismail ini menekuni dunia sastra sejak usia muda. Sejarah mencatatnya sebagai salah satu pelopor Angkatan 66 dalam sastra Indonesia.

Taufiq Ismail telah menerbitkan ratusan sajak yang dibukukan dalam berbagai antologi puisi. Di antaranya yang paling terkenal ialah Tirani, Benteng, dan Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. Suami Ati Ismail ini juga ikut merintis majalah sastra Horison pada 1966 bersama dengan Mochtar Lubis, PK Ojong, Zaini, dan Arief Budiman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement