REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah bersama DPR menyepakati proyeksi baru asumsi dasar ekonomi makro 2025 dalam Rapat Kerja Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia (BI) di Jakarta, Kamis (3/7/2025). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi dukungan DPR yang terus mengawal pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara konstruktif.
“Penyusunan asumsi makro dilakukan dengan cermat untuk menjaga keseimbangan makroekonomi Indonesia yang berkelanjutan serta memberikan ruang fiskal yang kredibel dan adaptif,” ujar Menkeu.
Menurutnya, perekonomian Indonesia saat ini berada di tengah lanskap global yang penuh ketidakpastian. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya ketegangan perdagangan dunia, konflik geopolitik, gejolak pasar keuangan, serta gangguan rantai pasok dan arus modal internasional.
Namun demikian, pemerintah tetap berkomitmen menjaga ketahanan ekonomi domestik. Hal itu tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang solid, inflasi yang terkendali, serta posisi cadangan devisa yang masih kuat.
Berikut prognosis asumsi dasar makro 2025 yang disepakati pemerintah dan DPR:
-
Pertumbuhan ekonomi: ditargetkan 4,7—5,0 persen pada semester II dan outlook akhir tahun.
-
Inflasi: diproyeksikan 2,2—2,6 persen.
-
Tingkat bunga SBN 10 Tahun: ditargetkan 6,8—7,3 persen.
-
Nilai tukar rupiah: diperkirakan berada di kisaran Rp16.300—Rp16.800 per dolar AS.
-
Harga minyak mentah Indonesia (ICP): ditetapkan 66—94 dolar AS per barel untuk semester II dan 68—82 dolar AS per barel untuk akhir tahun.
-
Lifting minyak bumi: diproyeksikan sebesar 593—597 ribu barel per hari.
-
Lifting gas bumi: ditargetkan 976—980 ribu barel setara minyak per hari.